JAKARTA-Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan bahwa belum ada bukti yang menunjukkan virus COVID-19 (dahulu disebut virus corona) bisa menyebar secara bebas di tengah masyarakat luas.
Dia juga menyampaikan kunci dalam mengendalikan virus itu ialah dengan memutus rantai penularan sehingga kasus terhenti.
Tedros dalam keterangan pada media Jumat (28/2) petang waktu Swiss, sebagaimana dikutip dari laman resmi WHO di Jakarta, Sabtu (29/2), menerangkan bahwa sebagian besar penularan terjadi melalui kontak dekat yang masih bisa ditelusuri riwayatnya atau pada kasus dalam kelompok tertentu.
Baca Juga:Ahok Jadi Pimpinan Ibu Kota Baru, Fakta apa Hoaks?Pengganti Mahathir Mohamad: Keturunan Bugis dan Jawa
“Selama itu masalahnya, masih ada peluang untuk mengendalikan virus, jika tindakan tegas diambil untuk mendeteksi kasus lebih awal, mengisolasi dan merawat pasien, dan melacak riwayat kontak,” kata Tedros.
Sebelumnya Tedros menginformasikan laporan terbaru dari Tiongkok yang menyebutkan bahwa virus ini tidak bisa menyebar secara langsung dalam komunitas masyarakat yang luas. Di Guangdong, para ilmuwan menguji lebih dari 320.000 sampel dari masyarakat dan hanya 0,14 persen yang positif COVID-19.
Dia menyebut bahwa 24 kasus menyebar dari Italia ke 14 negara, dan 97 kasus menyebar dari Iran ke sebelas negara. Peningkatan jumlah kasus yang terus menerus dan jumlah negara yang terkena dampak selama beberapa hari terakhir harus menjadi perhatian seluruh dunia.
Ahli epidemologi WHO memantau perkembangan virus secara global terus menerus dan memutuskan untuk meningkatkan risiko penularan dan risiko dampak COVID-19 menjadi sangat tinggi dalam skala global.
Tedros mengajak seluruh pemerintah untuk bersiap siaga dalam menghadapi COVID-19 apabila terjadi di negaranya. Dia menyerukan semua negara untuk mengedukasi masyarakatnya, memperluas pengawasan, berupaya menemukan kasus, mengisolasi dan merawat setiap kasus, melacak setiap riwayat kontak, dan berupaya melalui berbagai pendekatan masyarakat dan pemerintahan bahwa ini bukan hanya pekerjaan kementerian kesehatan saja.
Di saat yang sama, Tedros juga menyampaikan sudah lebih dari 20 vaksin yang sedang dikembangkan secara global untuk mencegah virus ini. Sejumlah terapi pengobatan juga sedang dalam uji klinis yang diharapkan akan keluar hasilnya dalam beberapa minggu ke depan.