JAKARTA-Pengamat militer Salim Said menilai siapapun yang nantinya memimpin Badan Intelijen Negara (BIN), harus mampu menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional. Salim Said menilai tidak ada masalah jika nantinya Presiden Jokowi memilih kalangan sipil untuk memimpil BIN.
Hal ini dikatakan Salim Said menanggapi munculnya nama Suhendra Hadikuntono dan Mayor Jenderal TNI Abdul Hafil Fuddin yang didukung sejumlah pihak untuk memimpin Badan Intelijen Negara (BIN).
“Soal duet sipil-militer itu bagus. Yang jelas, siapapun yang akan memimpin BIN, mereka harus bisa menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional,” kata Salim Said melalui keterangannya, Rabu (4/3/2020).
Baca Juga:Lina Ruzhan: Kompetisi di Usia Dini Penting untuk Bentuk Karakter Manusia UnggulPopulasi Diprediksi Tembus 50 Juta Jiwa, PKK Jabar Dukung Banggakencana
Pimpinan BIN, lanjut Salim, merupakan ranah Presiden yang memiliki hak prerogratif untuk mengangkatnya, sebagaimana mengangkat menteri-menteri dalam kabinet.
“Pimpinan BIN akan menjadi keputusan politik Presiden dalam mengangkatnya. Meski keputusan politik, kita berharap keputusan yang diambil Presiden itu jangan terlalu personal, tapi berbasis prestasi,” ucapnya.
“Kalau sekarang memang murni hak prerogratif Presiden, tak perlu pertimbangan dari DPR. Jadi, sekali lagi terserah Presiden mau pilih siapa yang akan memimpin BIN,” sambungnya. (*)