JAKARTA-Kementerian Agama telah mengeluarkan Panduan Pengumpulan dan Penyaluran Zakat Infak dan Shadaqah (ZIS) saat terjadinya wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). “Salah satunya, kami meminta Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) sebisa mungkin meminimalkan pengumpulan zakat melalui kontak fisik, tatap muka secara langsung dan membuka gerai di tempat keramaian,” ungkap Menag Fachrul Razi, di Jakarta, Senin (06/04).
Sebagai gantinya, Menag meminta OPZ untuk melakukan sosialisasi zakat melalui jemput zakat dan transfer layanan perbankan. Panduan ini menurut Menag Fachrul merupakan bagian dari Surat Edaran Menteri Agama Nomor 6 tahun 2020, tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di Tengah Pandemi Wabah Covid-19.
“Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan Syariat Islam sekaligus mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungi pegawai serta masyarakat muslim di Indonesia dari risiko Covid-19,” jelasnya.
Baca Juga:Gubernur Ganjar Pranowo Ungkap Pasien positif COVID-19 di Jateng bertambah, Total 4 orangAntisipasi Corona, Kepala BKB: Pengunjung Borobudur Dilarang Naik ke Candi
Dalam panduan tersebut, Menag juga mengimbau agar umat muslim dapat membayarkan zakat harta (zakat mal) sebelum puasa Ramadan. “Ini agar zakat tersebut bisa terdistribusi kepada Mustahik lebih cepat. Tentunya kita berharap, ini dapat membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan agar dapat bergembira juga menyambut Ramadan,” ujar Menag.
Berikut panduan pengumpulan Zakat Fitrah dan/atau ZIS berdasarkan SE Nomor 6 tahun 2020:
1. Pengumpulan Zakat Fitrah dan/atau ZIS (Zakat, Infak, dan Shadaqah):a). Mengimbau kepada segenap umat muslim agar membayarkan zakat hartanya segera sebelum puasa Ramadan sehingga bisa terdistribusi kepada Mustahik lebih cepat.b). Bagi Organisasi Pengelola Zakat untuk sebisa mungkin meminimalkan pengumpulan zakat melalui kontak fisik, tatap muka secara langsung dan membuka gerai di tempat keramaian. Hal tersebut diganti menjadi sosialisasi pembayaran zakat melalui layanan jemput zakat dan transfer layanan perbankan. c). Organisasi Pengelola Zakat berkomunikasi melalui unit pengumpul zakat (UPZ) dan panitia Pengumpul Zakat Fitrah yang berada di lingkungan masjid, musala, dan tempat pengumpulan zakat lainnya yang berada di lingkungan masyarakat untuk menyediakan sarana untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan alat pembersih sekali pakai (tissue) di lingkungan sekitar. d). Memastikan satuan pada Organisasi Pengelola Zakat, lingkungan masjid, musala dan tempat lainnya untuk melakukan pembersihan ruangan dan lingkungan penerimaan zakat secara rutin, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer, papan tik (keyboard), alat pencatatan, tempat penyimpanan dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh tangan. Gunakan petugas yang terampil menjalankan tugas pembersihan dan gunakan bahan pembersih yang sesuai untuk keperluan tersebut. e). Mengingatkan para panitia Pengumpul Zakat Fitrah dan/atau ZIS untuk meminimalkan kontak fisik langsung, seperti berjabat tangan ketika melakukan penyerahan zakat.