JAKARTA-Merebaknya Virus Corona di Tanah Air, membuat sebagian masyarakat kembali mengingat sosok mantan Menteri Kesehatan Indonesia, Siti Fadilah Supari. Kehadiran sosok wanita kelahiran 6 November 1949 ini disebut sangat penting saat kondisi kesehatan masyarakat terancam seperti sekarang.
Hal tersebut tidak terlepas dari sepak terjang Siti Fadilah Supari saat menjabat menjadi Menkes pada periode 2004-2009. Ia berhasil mengeluarkan Indonesia dari pandemi Flu Burung atau H5N1, yang tingkat kematiannya lebih tinggi dari Virus Corona, yang merebak pada tahun 2005-2009 lalu.
Siti Fadilah Supari juga dinilai berhasil membendung penyebaran Flu Babi atau H1N1 di Indonesia. Atas pengalaman penanganan dua kasus pandemi tersebut, banyak pihak yang mengatakan kehadiran Siti Fadilah Supari sangat dibutuhkan saat ini.
Baca Juga:Hasil Jajak Pendapat: Sepertiga Warga AS Percaya Teori Konspirasi Soal Asal Virus CoronaBagaimana Vaksin Jadi Kontroversial?
Lalu seperti apa sosok Siti Fadilah Supari sebenarnya? Berikut beritaradar.com himpun deretan faktanya, Senin (20/4)
1. Pendidikan Siti Fadilah Supari
Perempuan kelahiran Surakarta ini mengenyam pendidikan dasar hingga tingkat SMA di tanah kelahirannya. Ia menyelesaikan sekolah atasnya di SMAN 1 Surakarta.
Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, pada tahun 1972. Setelah lulus dari UGM, Siti Fadilah melanjutkan jenjang S2 di Universitas Indonesia (UI), dengan fokus mendalami penyakit jantung dan pembuluh darah. Pada tahun 1996, ia menerima gelar S3 dari UI untuk keahliannya dalam spesialis jantung.
Siti Fadilah juga tercatat pernah mengikuti kursus kedokteran di beberapa negara. Seperti kursus Kardiologi Molekuler di Heart House Washington DC, Maryland, Amerika Serikat (AS); kursus Preventive Cardiology di Goteborg Swedia; dan pernah terlibat penelitian di Bowman Grey Comparative Medicine, Universitas Wake Forest, AS.
2. Jabatan yang pernah diduduki
Siti Fadilah pernah menduduki beberapa jabatan penting di dunia kesehatan Tanah Air. Baik itu pejabat pemerintahan maupun pejabat non pemerintahan.
Jabatan non pemerintahan yang pernah ia duduki di antaranya menjadi dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Kedokteran. Ia juga pernah menjabat sebagai ahli jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita selama 25 tahun, dan menjadi Kepala Unit Penelitian Yayasan Jantung Indonesia serta Kepala Pusat Penelitian Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.