Teori kuantitatif rata-rata, Soenoto melanjutkan, 27 juta warga miskin dibagi dengan 75.000 desa yang ada di Indonesia. Hasilnya, ada 360 orang yang perlu disantuni di setiap desanya. Jika 360 jiwa dibagi dengan 4 (menghitung rata-rata jumlah anggota keluarga yang terdaftar dalam 1 kartu keluarga), hasilnya ada 90 KK di masing-masing desa.
“Jadi setiap desa ada 360 jiwa alias 90 KK,” terangnya.
Kemudian dilanjut pembahasan mengenai pelaksana tugas di lapangan. Soenoto mengatakan, TNI layak diberi mandat. Karena dianggap relatif bisa dipercaya. “Institusi yang mempunyai syahadat NKRI harga mati adalah tentara,” ungkapnya.
Selepas dari itu, Indonesia memiliki 467 ribu TNI. Jumlah tentara itu disebar ke seluruh desa yang ada di Indonesia, sebanyak 75.000 desa tadi. Artinya, lanjutnya, 1 desa akan ditangani oleh 6 TNI. Lebih mengerucut, 1 TNI melakukan pendistribusian kepada 15 KK di masing-masing desa.
“1 TNI kebagian 15 KK, sehari juga selesai,” imbuh Soenoto.
Baca Juga:Mbah Mijan Bilang Mudik Nularin Corona, Pulang Kampung Gak NularinJokowi Larang Mudik, Ternyata 600 Ribu Masuk Jateng, 253 Ribu Masuk Jabar, 50 Ribu Masuk Jatim
Kemudian, koordinator tingkat kota/kabupaten, kata Soenoto, dilakukan walikota/bupati serta dandim. Tunaswisma, baik yang hidup menggelandang, pengemis dan sejenisnya, ditampung oleh masing-masing lurah atau kepada desa.
“Negara harus segera menyiapkan dana senilai Rp30 triliun. KPK, Kejagung, Polri, BPK, dan lembaga-lembaga pengawas yang lain harus tetap aktif mengawal dan mengawasinya. Ini harus bisa dilaksanakan, karena ketika kita membagi surat suara untuk Pemilu saja terbukti bisa,” tegasnya.
Tapi Covid-19 tidak hanya berdampak bagi warga miskin. Bagaimana dengan yang lain? Pengusaha misalnya. Secara tegas, Soenoto mengatakan, lapisan masyarakat dengan ekonomi paling rendah harus didahulukan. Dan kembali diingatkan, bahwa ini hanya dilakukan selama 15 hari.
Selama itu, pengusaha bisa memanfaatkan waktu untuk pematangan strategi atau peremajaan komponen pendukung tugas manusia sebagai operator.
“Administrasi di kantor bisa diberikan file-filenya. Sistem dibangun lagi. Manajemen disusun lagi. Alat di- maintenance total. Mengganti part yang sudah waktunya diganti,” tandasnya.
Lalu, apa imbas terhadap ekonomi? Berapa lama akan kembali pulih?
“Enam sampai 8 bulan,” kata Soenoto, memprediksi ekonomi akan kembali pulih dalam jeda waktu tersebut. Fenomena ini, kata Soenoto, ibarat sebuah pegas.
Saat ini sedang ditarik. Dan ketika dilepas akan meroket secara signifikan. Pemerintah diminta jangan pesimis. Namun wajar, jika merasa prihatin.