SEMARANG – Penyebaran covid-19 dari klaster Ijtima Ulama Gowa menjadi perhatian serius Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Sebab dari hasil laboratorium, banyak alumni ijtima ulama Gowa yang positif covid-19.
Terbaru, sebanyak 15 orang di Kabupaten Brebes yang mengikuti ijtima ulama di Gowa dinyatakan positif covid-19. Sebelumnya, satu orang yang berasal dari klaster sama sudah lebih dulu dinyatakan positif di Brebes, sehingga total saat ini ada 16 orang alumni ijtima ulama Gowa di Brebes yang positif.
“Saya minta sekali lagi, untuk kesekian kalinya kepada kawan-kawan yang kemarin ikut ijtima ulama di Gowa. Tolong betul-betul mendaftar dan melapor agar bisa dilakukan penanganan dengan cepat,” kata Ganjar ditemui di rumah dinasnya, Rabu (6/5).
Baca Juga:Perayaan Waisak di Candi Borobudur DitiadakanDiduga Diperbudak Bekerja 18 Jam dan Minum Air Laut, Ini Pengakuan ABK asal Indonesia di Kapal China
Sebelumnya lanjut Ganjar, Brebes adalah satu-satunya daerah yang masih kuning karena belum ada kasus positif covid-19. Saat ini, daerah itu sudah menjadi merah dan penyebabnya adalah klaster Gowa.
“Klaster Gowa ini akan menjadi perhatian kami. Saya meminta Bupati/Wali Kota dan khususnya Dinas Kesehatan masing-masing daerah untuk mencari, mengejar sampai dapat mereka-mereka yang kemarin ikut ijtima ulama Gowa. Cari betul-betul, agar bisa dicek kesehatannya,” tegasnya.
Dari data sementara yang didapat, Ganjar menerangkan bahwa ada sekitar 1500 warga Jateng yang mengikuti ijtima ulama di Gowa. Meski acara dibatalkan, namun mereka sudah terlanjur sampai di lokasi itu.
“Itu (1500 orang) akan kami cari satu persatu termasuk tracking kontak selama ini. Saya mohon kepada siapapun panjenengan yang kemarin ikut ke Gowa, tolong bantu kami dengan lapor dan mengkarantina diri. Sebab kalau tidak, ini bisa menjadi outbreaks baru di Jateng,” tegasnya.
Ganjar mengatakan akan bekerjasama dengan sejumlah pihak untuk menyelesaikan ini. Pihaknya juga akan membentuk tim khusus untuk mencari mereka yang mengikuti acara ijtima ulama Gowa.
“Termasuk kami memanfaatkan program Jogo Tonggo untuk bisa membantu memberikan informasi apakah di desanya masing-masing ada orang-orang itu,” tutupnya. (*)