Cooper juga menyebut pemerintahan Trump tidak benar-benar menempuh jalur hukum, melainkan hanya memanfaatkan pengadilan sebagai panggung “pertunjukan” untuk memerintahkan Bolton melakukan hal yang tidak bisa dia lakukan.
“Ini sebuah pertunjukan, dengan menggunakan ruang sidang Anda sebagai panggung dan memasukkan Anda sebagai salah satu aktor, ketika pemerintah melontarkan retorika … melawan klien kami, Duta Besar Bolton, karena pada akhirnya tidak ada yang bisa dia [Bolton] lakukan,” kata Cooper kepada hakim.
Dalam buku tersebut Bolton berkisah tentang pengalamannya selama menjadi penasihat keamanan untuk Presiden Trump. Salah satunya menyebut bahwa Trump pernah meminta bantuan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk membantunya memenangi pilpres 2020. Selain itu, menurut bocoran buku tersebut, Trump pernah mengatakan para wartawan seharusnya “dieksekusi” saja.
Baca Juga:Rumah Batu Olak Kemang Peninggalan Pangeran WirokusumoBalon Berwarna Putih Diduga UFO Muncul di Langit Jepang
Pemerintah AS mengatakan bahwa kalau pengadilan memerintahkan, setidaknya buku itu tidak bisa dicetak ulang dan tidak bisa terbit dalam versi audiobook dan elektronik.
Argumen itu tidak mampu meyakinkan Hakim Lamberth, yang mengatakan: “Dari yang terlihat sekarang, kudanya bukan hanya lepas dari kandang, tapi sudah keluar dari negara ini.”
“Dengan ratusan ribu kopian yang sudah tersebar di seluruh dunia — banyak juga di kantor media — kerugian sudah terlanjur terjadi. Tidak ada upaya lagi untuk memulihkan status quo,” kata hakim. (Fox News)