JAKARTA-Di era pandemi COVID-19 ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membuka kemungkinan melakukan kocok ulang kabinet (reshuffle) kabinet. Sebelumnya, telah beredar sejumlah hasil survei terkait kinerja para menteri Jokowi. Apakah menteri berkinerjanya jeblok akan kena reshuffle?
Sampai Senin (29/6/2020) ini, survei-survei mengenai persepsi publik terhadap kinerja para menteri sudah beredar sejak Februari, saat virus Corona belum menyeruak di Indonesia. Kasus pertama COVID-19 sendiri diumumkan pada 2 Maret 2020.
Ada tiga survei, yakni survei Indo Barometer, riset terhadap warganet dari Indef, dan terakhir dari ASI. Ketiganya menunjukkan hasil persepsi publik yang berbeda.
Baca Juga:Mobil Alphard Via Vallen Dibakar Orang Tak DikenalIni Isi UU Keamanan Nasional Kontroversial untuk Hong Kong
Ada dua survei yang menunjukkan bahwa publik (atau lebih tepat: responden) puas terhadap kinerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Lalu siapa saja menteri dengan tingkat kepuasan publik yang rendah? Silakan simak catatan di bawah ini:
1. Indo Barometer
Pada 16 Februari, lembaga Indo Barometer menerbitkan hasil sirvei mengenai kinerja para menteri. Melalui 1.200 responden yang ditanyai pada 9-15 Febuari, mereka mendapatkan potret popularitas dan persepsi publik terhadap kinerja para menteri.
Soal popularitas, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menduduki posisi teratas dengan 18,4%, diikuti Menteri Keuangan Sri Mulyani 10,6%, Menteri BUMN Erick Thohir (8,2%), dan lain-lain hingga nomor 10 ada Sekretaris Kabinet Pramono Anung dengan 2,2%.
Soal kinerja, Prabowo tetap teratas. Posisi paling buncit alias yang dianggap responden sebagai menteri berinerja paling buruk adalah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Pandjaitan. Berikut selengkapnya.
Berikut hasil survei menteri yang kinerjanya dianggap paling bagus:
- Prabowo Subianto (26,8%)
- Sri Mulyani (13,9%)
- Erick Thohir (12,6%)
- Mahfud Md (7,3%)
- Nadiem Makarim (5,2%)
- Basuki Hadimuljono (1,8%)
- Syahrul Yasin (1,4%)
- Tito Karnavian (1,4%)
- Muhadjir Effendy (0,9%)
- Luhut B Panjaitan (0,9%)
2. Indef-Datalyst Center
Pada 26 April, Institute for Development of Economics and Finance (Indef)-Datalyst Center memaparkan hasil riset big data kebijakan COVID-19.
Baca Juga:Teguh Santosa Ketua Umum JMSI, Terpilih Secara AklamasiViral, Rombongan Sepeda Terobos Lampu Merah di Tegal Sambil Bunyikan Bel
Pernyataan dan pertanyaan yang dipakai dalam riset hanyalah yang disampaikan oleh pihak yang paham mengenai kebijakan pemerintahan. Cuitan orang awam dan akun buzzer tidak dipakai. Percakapan yang berhasil dijaring dari media sosial (Twitter) mencapai 476,7 ribu percakapan dan berasal dari akun 397,2 ribu orang, dalam rentang 27 Maret sampai 25 April.