“Tentu kita juga melihat bahwa tokoh-tokoh intelektual ini saya lihat mempunyai, ya cukup dalam tanda petik ego sektoralnya yang cukup besar. Karena para tokoh ini tidak ada di lapangan, mereka adalah di balik layar,” ujarnya.
Seperti diketahui aksi demonstrasi tolak UU Cipta Kerja di Ibu Kota berakhir ricuh. Peserta demo berasal dari berbagai elemen, di antaranya mahasiswa dan buruh.
Namun diduga ada kelompok perusuh yang sengaja membuat panas situasi. Kelompok ini diduga sebagai pelaku perusakan berbagai fasilitas umum, mulai halte bus TransJakarta, stasiun MRT, pos polisi, bioskop, dan objek lainnya. (*)