Para anggota juga menolak empat rekomendasi lain dari WHO tentang ganja dan turunannya, yang termasuk menghilangkan ekstrak dan tincture ganja dari status Agenda I dan mengklasifikasikan komponen psikoaktif ganja, tetrahidrocannabinol, atau THC.
Alfredo Pascual, seorang analis untuk publikasi perdagangan Marijuana Business Daily, mengatakan dalam sebuah rilis berita bahwa “pesan yang dikirimkan oleh penghapusan dari Agenda IV tidak dapat dilebih-lebihkan.”
Dia menambahkan, “Ini adalah pengakuan implisit atas kegunaan terapeutik ganja dan bahwa marijuana tidak seberbahaya yang diyakini sekitar 60 tahun lalu.”
Baca Juga:Peluang Penghasilan Bagi Gamer, Main JobTribesPasca Teror Sigi, Kapolda Sulteng Berkantor di Poso
Pada 2019, WHO telah merekomendasikan dalam sebuah laporan bahwa “ganja dan resin ganja di bawah kendali ketat untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh penggunaan ganja.” Namun pada saat yang sama, WHO tidak akan bertindak sebagai penghalang bagi mereka yang melakukan penelitian dan pengembangan ganja untuk penggunaan medis.
Namun, komisi PBB belum melegalkan ganja. Ganja masih terdaftar di antara obat-obatan yang “sangat membuat ketagihan dan dapat disalahgunakan.” WHO lalu merekomendasikan agar ganja tetap di bawah kendali Agenda I, karena WHO mengakui “tingginya tingkat masalah kesehatan masyarakat yang timbul dari penggunaan ganja.” (*)