Surat dakwaan juga menuduh bahwa dalam beberapa kesempatan Tahilramani mengancam kekerasan jika orang-orang “mempertanyakan identitas yang dipakai Tahilramani atau mencoba menarik diri dari kesepakatan.”
Dalam kasus tersebut, surat dakwaan menuduh, Tahilramani akan mengancam untuk “mencabik-cabik profesional industri hiburan” atau mengirim “foto anak-anak dari para profesional industri hiburan”.
Surat dakwaan tersebut juga menuduh bahwa komplotan Tahilramani menyimpan pembayaran tunai yang mereka terima ke “rekening bank yang dikendalikan oleh Tahilramani”.
Baca Juga:KPK Tangkap Pejabat Pembuat Komitmen Program Bansos KemensosDugaan Bansos Penanganan Pandemi Covid-19, KPK OTT Pejabat Kemensos
Dimulai pada awal 2015 dan terus berlanjut selama lima tahun ke depan, Tahilramani diduga memikat banyak korban ke dalam serangkaian penipuan peniruan identitas.
Seiring waktu, dia menyesuaikan tipuannya dengan kebutuhannya saat dia memperluas dan mendiversifikasi daftar calon korbannya. Dia sangat terampil dengan aksen dan suara, Tahilramani diduga menyamar sebagai beberapa eksekutif wanita yang kuat.
Pada tahun 2017, ia meniru mantan ketua Sony Amy Pascal, produser Star Wars Kathleen Kennedy dan mantan bos Paramount Sherry Lansing. Selain tokoh-tokoh Hollywood, Tahilramani juga mengincar orang-orang yang sangat menonjol di bidang lain, termasuk media, politik, dan bisnis internasional.
Dia menipu dengan berpura-pura jadi Wendi Murdoch, istri pimpinan Fox Rupert Murdoch, dan Christine Hearst Schwarzman, pengacara kekayaan intelektual dan istri dari CEO Grup Blackstone Stephen Schwarzman (dia juga sempat menjalankan Forum Kebijakan dan Strategi Presiden Trump).
Pada akhir tahun lalu, sebelum pandemi virus corona menutup perjalanan global, ia masih memikat orang-orang ke Indonesia dengan berhasil menyamar sebagai tokoh bisnis terkemuka Singapura dan yang disebut “Boss of Bond Street,” Christina Ong.
Pada tahun 2016, Tahilramani mendirikan toko di Inggris, di mana dia berusaha untuk mengubah dirinya. Tahun itu, saat ia terus meniru orang-orang sebagai bagian dari skema perjalanan Indonesia, ia mulai jadi influencer di Instagram yang khusus mengulas budaya makanan London.
Tahilramani adalah pembawa acara “Purebytes,” sebuah akun Instagram yang memiliki lebih dari 50.000 pengikut pada Januari 2019. Selebgram Purebytes mengusung tagline “Every Meal Has A Story”, di situ Tahilramani menampilkan dirinya sebagai seorang penulis pencinta makanan keren dan petualang yang pernah menghabiskan masa kecilnya antara Indonesia dan Amerika Serikat.