BANDUNG-Pandemi covid-19 berdampak besar pada perekonomian dunia. Pandemi covid-19 telah menyebabkan terganggunya kegiatan perekonomian di semua lini usaha, termasuk sektor pertanian. Salah satu dampak yang harus diantisipasi terkait dampak covid-19 adalah ketersediaan pangan bagi seluruh penduduk. Analisis terbaru FAO dan Program Pangan Dunia atau WFP menunjukkan bahwa pandemi memperparah situasi pangan di negara-negara yang sebelumnya rentan terhadap krisis dan kelaparan. FAO dan WFP menyatakan tak ada yang kebal terhadap krisis pangan. FAO melansir bahwa setidaknya 113 juta orang di 53 negara mengalami kerawanan pangan akut.
Terdapat kekhawatiran adanya potensi krisis pangan pada tahun 2021 yang disebabkan adanya kabar sejumlah negara akan menghentikan ekspor pangan ke Indonesia untuk kepentingan dalam negerinya. Untuk menghadapi potensi krisis pangan tersebut, para pemangku kepentingan dan pelaku usaha melakukan berbagai usaha untuk mengantisipanya.
Siapkah Jawa Barat menghadapi krisis pangan 2021?
Berdasarkan hasil survei pertanian antar sensus 2018 yang dilakukan Badan Pusat Statistik, jumlah petani di Jabar mencapai 3.250.825 orang.
Baca Juga:Komisi IV Fraksi PKS: Pupuk Bersubsidi Masih Dipersimpangan JalanGeledah Kantor Kemensos, 2 Rumah Tersangka dan Sita Dokumen Terkait Bansos Covid-19
Dari jumlah tersebut, petani yang berusia 25-44 tahun hanya 945.574 orang atau 29 persen. Kondisi tersebut tentu memberikan efek domino bagi sektor pertanian di Jabar.
Pemerintah Provinsi Jabar pun menggagas peogram Petani Milenial, berupaya mengubah wajah pertanian menjadi segar agar generasi milenial tertarik menjadi petani. Pemanfaatan teknologi pun dilakukan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jabar, Dadan Hidayat, mengatakan Petani Milenial digagas Pemerintah Provinsi Jabar untuk meregenerasi petani di Jabar.
Selain itu, Petani Milenial harus adaptif terhadap perubahan, dan menguasai teknologi digital.
“Saat ini, perlu regenerasi petani. Perubahan tantangan di sektor pertanian semakin berat. Perlu pelaku utama yang adaptif terhadap perubahan, teknologi semakin maju, dan globalisasi. Tujuan dari Petani Milenial adalah meingkatkan produktivitas, produksi pertanian, meningkatkan pendapatan dan ekspor, menumbuhkan generasi mudah untuk menjadi petani, dan menciptakan pertanian maju, mandiri, dan modern,” katanya melalui Bincang media : ”KESIAPAN JAWA BARAT MENGHADAPI KRISIS PANGAN, 2021” Selasa (8/12/2020).
Dadan menjelaskan, dalam program Petani Milenial, lahan milik Pemerintah Provinsi Jabar yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan petani muda dengan sistem pinjam pakai atau bentuk kerja sama lainnya. Setiap petani muda dapat memanfaatkan minimal satu hektare lahan.