Sementara, dinasti politik adalah sebuah gagasan yang ingin Jokowi hindari dengan menjauhkan diri dari ambisi politik putra dan menantunya, melalui penyangkalan klaim apa pun tentang dinasti politik keluarganya itu.
“Saya tidak pernah memaksa anak-anak saya mengikuti saya atau terjun ke politik, tidak ada hal seperti itu,” kata Jokowi dalam wawancara dengan Kompas TV, November lalu, seperti yang dikutip dari Bloomberg.
“Itu hanyalah hak politik setiap warga negara, termasuk anak-anak saya,” lanjutnya.
Baca Juga:Hitung Cepat Charta Politika, Gibran-Teguh Unggul 87,15 Persen di Pilkada SoloHasil Hitung Cepat Charta Politika, Bobby-Aulia Unggul 55,19 Persen di Pilkada Medan
Panggilan ke juru bicara presiden untuk meminta komentar tidak segera dijawab.
Melansir Bloomberg, Gibran sempat menanggapi isu soal dinasti yang sedang tumbuh, dengan mengatakan dia tidak menjamin kemenangan pemilihan.
“Ini kontes, bukan janji,” katanya setelah pencalonannya diumumkan pada Juli.
Pada Pilkada 2020, selain keluarga Jokowi yang mencalonkan diri dalam kontestasi politik ini, sejumlah kerabat pejabat negara lainnya juga turut beramai-ramai mencalonkan diri, sebagaimanan yang dilansir dari Nikkei Asia.
Di antaranya, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, keponakan Prabowo Subianto, mencalonkan diri menjadi wakil wali kota Tangerang Selatan, Banten.
Di kota yang sama, Siti Nur Azizah, putri Amin, mencalonkan diri sebagai wali kota.
Mereka akan melawan satu sama lain.
Hanindhito Himawan Pramono, putra Sekretaris Kabinet Pramono Anung, mencalonkan diri sebagai bupati Kediri, Jawa Timur.
Posisi tersebut telah dipegang oleh keluarga yang sama selama lebih dari 20 tahun.
Baca Juga:Dinasti Atut Kalahkan Keponakan Prabowo Subianto dan Putri Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Pilkada TangselHasil Hitung Cepat, Keponakan SBY Menang Telak di Pilkada Pacitan
Di tempat lain, adik dari menteri pertanian dan keponakan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla itu bercita-cita menjadi wali kota Makassar. Sedangkan, adik dari menteri tenaga kerja mencalonkan diri sebagai wakil bupati Mojokerto.
Yoes Kenawas, seorang calon doktor ilmu politik di Northwestern University, Amerika Serikat, menemukan ada 52 kandidat dinasti politik seperti itu pada 2015, tetapi pada Pilkada tahun ini setidaknya ada 146 orang.
Itu adalah “yang terbanyak dalam sejarah Indonesia sejauh ini”, kata Kenawas seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (8/12/2020).
Kenawas, yang juga pernah mempelajari dinasti politik di Indonesia, mengatakan peningkatan itu dimungkinkan karena banyak politisi yang terpilih pada 2010 dan 2015 sudah menjabat 2 periode, sehingga tidak bisa lagi mencalonkan diri.