INSIDEN pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh, muncul analisis bahwa ia perlu “dihilangkan untuk melemahkan program nuklir Iran”. Ia hanya digambarkan sebagai ilmuwan dan peneliti yang terlibat dalam proyek pemerintah “untuk menemukan alat tes Covid-19”. Demikian dilaporkan BBC Mundo berjudul La implacable guerra encubierta contra el programa nuclear de Irán., dikutip berita.radarcirebon.com, Senin (4/1).
Yang jelas, Fakhrizadeh adalah ilmuwan Iran kelima yang tewas dibunuh dalam 10 tahun terakhir.
Sebelumnya, pada Januari 2010, ledakan pada bom yang dipasang di sepeda motor menewaskan ilmuwan bernama Masoud Alimohammad. Ia diyakini terlibat dalam program nuklir Iran.
https://twitter.com/carrlotaaa02/status/1344385660015271937?s=20
Baca Juga:Serangan Bersenjata, 11 Orang Minoritas Syiah Tewas di PakistanKematian Qasem Soleimani, Iran Kerahkan Kapasitas Politik, Hukum dan Internasionalnya untuk Membalas Teror
Pada November 2010, bom yang dipasang di pintu mobil membuat ilmuwan nuklir Majid Shahriari terbunuh. Pada hari yang sama, rekannya dan sesama ilmuwan, Fereydoon Abbasi, mengalami luka serius dalam insiden serupa.
https://twitter.com/carrlotaaa02/status/1344385663299428352?s=20
Pada Juli 2011, ahli fisika ditembak dan tewas di depan rumahnya.
Dan pada Januari 2012, ilmuwan bernama Mostafa Ahmadi Roshan tewas dalam ledakan bom.
https://twitter.com/carrlotaaa02/status/1344385665828593664?s=20
Baca:
Siapa pelaku pembunuhan lima ilmuwan Iran ini? Hingga sekarang tidak ada yang mengaku bertanggung jawab.
Untuk insiden terbaru, yang menewaskan Fakhrizadeh pada 27 November lalu, pemerintah Iran telah menangkap beberapa orang. Penasihat parlemen Iran, Hossein Amir Abdollahian kepada Al Alam TV mengatakan, dirinya tak bisa memberikan rincian karena alasan keamanan, namun menekankan bahwa siapa pun yang terlibat pembunuhan akan diadili dan dihukum jika nantinya dinyatakan bersalah.
Baca:
Abdollahian juga menyatakan bahwa “ada bukti keterlibatan Israel”. Hingga Rabu (30/12/2020) tidak ada reaksi dari pemerintah di Tel Aviv. Mereka tidak membantah maupun membenarkan.
Raz Zimmt dari Pusat Kajian Keamanan Nasional di Israel mengatakan, bisa dipahami jika tudingan diarahkan ke Israel, lebih khusus lagi ke dinas rahasia negara tersebut, Mossad.