JAKARTA — Ekonom senior Rizal Ramli merasa heran dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait komoditas pangan strategis yang sampai saat ini masih diimpor seperti gula dan kedelai.
Baca:
Rizal Ramli mengatakan, Jokowi seharusnya tahu bahwa kebijakan pemerintah selama ini doyan impor sehingga membuat petani tidak punyai pendapatan untuk menaikan produksi.
“Ini Presiden Joko Widodo ndak ngerti atau pura-pura ndak ngerti. Kebijakan pemerintah yang doyan impor dan doyan bagi-bagi rente quota impor, itu yang membuat petani tidak punya insentif untuk menaikkan produksi,” ujar Rizal Ramli dikutip laman Facebooknya, Selasa (12/1).
https://www.facebook.com/drrizalramli/posts/3900151773363580
Baca Juga:Beredar Rekaman Percakapan Pilot Sriwijaya Air-182, FaktanyaKNKT Duga Sriwijaya Air SJ-182 Tidak Mengalami Ledakan Sebelum Membentur Air
Rizal mengatakan, Jokowi tidak harus banyak drama seolah pura-pura tidak tahu bahwa selama ini pemerintah doyan terhadap impor. Rizal Ramli pun berseloroh bahwa dirinya siap memberikan kuliah gratis kepada Jokowi.
“Belum lagi, kebijakan pupuk dan pricing policy. Please deh, jangan terlalu banyak drama. Kalau bener-bener ndak ngerti, nanti tak kasih kuliah grati,” ucap Rizal Ramli.
Sebelumnyam Jokowi menyoroti komoditas pangan strategis yang hingga saat ini masih diimpor seperti gula dan kedelai.
“Kedelai hati-hati, gula hati-hati, ini yang masih jutaan-jutaan. Jutaan ton. Bawang putih, beras, meskipun ini sudah hampir 2 tahun kita nggak impor beras. Saya mau lihat betul di lapangannya apakah bisa bisa konsisten,” kata Jokowi, Senin (11/1)
Jokowi menekankan kepada jajarannya untuk tidak lagi menerapkan kebijakan yang konvensional maupun bersifat rutinitas semata. Jokowi ingin jajarannya bisa membangun kawasan ekonomi secara luas.
“Karena percuma kalau bisa berproduksi tapi sedikit, nggak ngaruh apa-apa sama yang impor tadi. Karena problem dari dulu sampai sekarang kenapa kedelai di Indonesia bisa tumbuh baik, petani nggak mau tanam? Karena harganya kalah dengan kedelai impor. Kalau petani dusuruh jual dengan Impor harga pokok produksi nggak menutup. Kenapa dulu kita produksi bawang putih, tapi petani nggak mau tanam lagi bawang putih? Karena harganya kalah dengan harga bawang putih impor. Di Wonosobo, di NTB bawang putih banyak kenapa nggak diperluas dalam jumlah besar?” jelas Jokowi. (dal/fin)