BERITA-Hari itu, Jamal Khashoggi memasuki kantor pemerintahan Saudi untuk mengambil dokumen keperluan pernikahannya dengan perempuan asal Turki tersebut. Hari berganti hari, namun pria 59 tahun tak kunjung keluar. Kabar kematiannya pun diumumkan oleh kepolisian Turki.
Baca: Detik-Detik Tamatnya Era Saudi Arabia
Riyadh awalnya membantah mengetahui informasi tentang keberadaan Khashoggi, namun secara mengejutkan mengklaim bahwa wartawan itu telah terbunuh dalam ‘operasi jahat’ di dalam gedung Konsulatnya di Turki.
Berita kematian Khashoggi ini kemudian memicu respons global. Berbagai laporan pemerintah Barat telah menuding bahwa Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) telah menjadi dalang di balik pembunuhan keji itu.
Baca Juga:Meski Korea Utara Negara Tertutup, Hak Perempuan Sangat Diperhatikan, Salah Satunya Saat Wanita Pekerja HamilTuntut Arab Saudi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia, Biden Ungkap Saat Bicara ke Raja Salman
Tapi, sampai detik ini di hari peringatan satu tahun kematiannya. Kasus pembunuhannya belum juga terungkap dan keadilan masih dibungkam dalam lingkar keluarga Kerajaan Saudi.
Lahir di Medina, Arab Saudi pada 1958, Jamal Khashoggi merupakan salah satu orang yang dekat dengan anggota keluarga Kerajaan. Ia memulai karirnya sebagai wartawan di Saudi Gazette berbahasa Inggris yang kerap meliput peristiwa besar seperti invasi Soviet ke Afghanistan.
Khashoggi kemudian bekerja sebagai penasihat media untuk Pangeran Turki bin Faisal –yang merupakan mantan kepala badan intelijen Arab Saudi dan mantan duta besar Saudi untuk Amerika Serikat. Di tahun-tahun terakhirnya, ia menjadi penasihat hak-hak perempuan dan kebebasan berbicara di Arab Saudi, demikian dikutip Al Jazeera.
Baca: Arab Saudi ‘Berencana Memata-matai Tunangan Jamal Khashoggi di Inggris’
Namun pada 2017, ia pergi ke pengasingan di Amerika karena diperintahkan untuk tutup mulut. Di sanalah semua bermula. Khashoggi mulai menulis kolom untuk harian ternama Washington Post. Ia vokal mengkritik kebijakan MBS. Dalam tulisan pertamanya untuk Post, Khashoggi mengecam penangkapan para aktor intelektual Saudi di bawah kepemimpinan MBS. Ia mengatakan bahwa “Arab Saudi tidak selalu represif. Namun saat ini tak tertahankan”.
Jamal Khashoggi tidak pernah bermaksud menjadi pembangkang. Tulisannya menggambarkan fakta tentang Pangeran Mahkota Saudi yang kerap melakukan penganiayaan terhadap para kritikus yang disebut sebagai perusak rezim baru untuk memodernisasi negara.