“Harapan keluarga tadinya ini menganggap musibah, tapi karena ada sebabnya sehabis divaksin, harapan kami harus sembuh dan ingin sembuh,” jelasnya.
“Meskipun jujur saja kami sudah kesulitan soal biaya, kami berharap pemerintah maupun dinas terkait untuk bantuannya, semaksimal mungkin,” ucap Opi.
Opi yang juga kepala dusun setempat itu menyebut, keponakannya menerima vaksin jenis CoronaVac.
Baca Juga:3 PLA Navy China Bantu Angkat KRI Nanggala-402 Dari Dasar Laut3 Perwira 2 Bintara Oknum Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu
“Vaksinnya CoronaVac, bareng dengan guru-guru lain di SMAN 1 Cisolok dan perangkat desa se kecamatan,” ungkap Opi.
Selama ini Susan menggunakan BPJS mandiri untuk pengobatan. Namun, tidak ditanggung secara penuh karena ada beberapa biaya yang terpaksa dikeluarkan pribadi.
Sementara itu, Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers secara daring, Senin (11/1/2021) mengatakan ada gejala atau efek samping dari vaksin Coronavac.
“Secara keseluruhan menunjukkan vaksin coronavax aman dengan kejadian efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang,” kata Penny Lukito.
Penny merinci efek samping lokal yang ditimbulkan oleh vaksin Sinovac di antaranya berupa nyeri, iritasi, dan pembengkakan.
Sementara efek samping sistemik berupa nyeri otot dan demam. Kemudian, frekuensi efek samping dengan derajat berat berupa sakit kepala, gangguan di kulit, hingga diare dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai dengan 1 persen.
“Efek samping tersebut merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat pulih kembali. Sehingga secara keseluruhan kejadian efek samping ini juga dialami pada subjek yang mendapatkan plasebo,” ujar Penny.
Baca Juga:400 ‘Pasukan Setan’ Buru KKB PapuaGorengan Jadi Lebih Enak Digoreng dengan Minyak Bekas, Begini Penjelasan Alamiahnya
Selain melakukan analisis terhadap keamanan vaksin Sinovac, BPOM juga meneliti khasiat atau efikasi vaksin.
Hasilnya, vaksin Sinovac dinyatakan mampu membentuk antibodi di dalam tubuh dan mampu membunuh atau menetralkan virus (imunogenistias). (pojoksatu)