BERITA-Tanah longsor di Desa Ginanjar, Kecamatan Ciambar, Sukabumi, Jawa Barat, mengakibatkan satu balita meninggal dunia. Tim gabungan berhasil mengevakuasi korban dan menyerahkan pada pihak keluarga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menginformasikan peristiwa ini dipicu oleh resapan air sawah dan struktur tanah labil.
Kejadian yang terjadi pada Sabtu sore (1/5) tak hanya mengakibatkan korban meninggal tetapi juga korban luka-luka. Tanah longsor yang terjadi pukul 16.00 WIB melanda Desa Ginanjar.
Baca: Ancaman Tanah Longsor, Tanamlah Akar wangi
BPBD Kabupaten Sukabumi menginformasikan 2 warga luka-luka dan 3 KK (9 jiwa) terdampak akibat peristiwa ini. Warga yang mengalami luka-luka telah mendapatkan perawatan medis.
Baca Juga:Janda Bolong Digemari di BelgiaJika Laporan Risma Terbukti, Ada Potensi Korupsi Besar Di Kemensos Era Sebelumnya
Selain mendata korban terdampak, BPBD mengidentifikasi 2 rumah warga rusak berat dan 1 lainnya terancam. Selain itu, longsoran juga menimbun 10 petak sawah dan peternakan bebek milik warga setempat.
Pasca kejadian, BPBD Kabupaten Sukabumi berkoordinasi dengan P2BK, Koramil, Polsek, pihak pemerintah kecamatan, desa, sukarelawan dan masyarakat setempat untuk melakukan pendataan.
BPBD juga memberikan rambu tanda bahaya di sekitar area longsoran sekaligus mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada.
Berdasarkan analisis InaRISK, Sukabumi termasuk wilayah dengan potensi tanah longsor dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 48 kecamatan berada pada kategori tersebut, salah satunya kecamatan Ciambar. Luas bahaya dengan potensi tanah longsor mencapai 141.972 hektar.
Dilihat dari peringatan dini cuaca BMKG, terpantau di wilayah kecamatan Ciambar masih berpotensi hujan ringan hingga sedang. Aplikasi InfoBMKG mencatat hujan sedang berpeluang siang hingga sore pada hari ini, Minggu (2/5), sedangkan pada malam berpeluang hujan ringan.
Masyarakat diimbau untuk selalu siap siaga dan waspada terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, seperti tanah longsor.
“Identifikasi potensi risiko dan bahaya di sekitar keluarga Anda dan segera lakukan rencana kesiapsiagaan keluarga. Sehingga seluruh anggota keluarga terhindar dari bencana,” kata Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam keterangan resminya, Minggu (2/5). (*)