Laporan itu mengatakan, seorang penembak jitu AS dibekali dengan kamera dengan teropong pembesaran yang menyiarkan secara langsung kondisi di bandara, ke Kedutaan Besar AS di Baghdad, tempat komandan Angkatan Darat Delta bermarkas dengan staf pendukung.
Terpisah, di Tel Aviv, diklaim, penghubung Komando Operasi Khusus AS bekerja saman dengan Israel untuk membantu melacak pola handphone Soleimani.
“Orang Israel, yang memiliki akses ke nomor Suleimani, memberikannya kepada orang Amerika, yang melacak teleponnya ke Baghdad,” sebut laporan itu.
Baca Juga:4 Hari, 104.370 Kendaraan Terindikasi Pemudik Putar BalikPerketat Penyekatan Pemudik, Tiap 3-5 KM Bakal Diperiksa TNI-Polri
Anggota unit rahasia Angkatan Darat AS yang dikenal sebagai Task Force Orange juga berada di Baghdad malam itu, menurut seorang pejabat militer AS. Ini memberikan sinyal jarak dekat ahli intelijen untuk bagian taktis operasi.
Laporan tersebut mengatakan, ketika dua kendaraan bergerak ke zona pembunuhan, dua rudal Hellfire menghantam kendaraan Soleimani, langsung menewaskannya.
Pengemudi kendaraan kedua mencoba melarikan diri tetapi berhenti dalam jarak 100 meter ketika ditembak oleh penembak jitu Delta Force. Rudal Hellfire ketiga kemudian menghancurkan kendaraan itu, menurut laporan itu.
Suleimani tewas bersama delapan orang lainnya, termasuk wakil kepala pasukan paramiliter Hashed Al Shaabi yang kuat di Irak, Abu Mahdi Al Muhandis.
Laporan itu membahas pembahasan oleh pemerintahan mantan presiden Donald Trump atas pembunuhan jenderal Iran dan pejabat tinggi serta proxy Iran lainnya.
Pembunuhan Soleimani mengikuti eskalasi antara milisi Irak yang didukung Iran dan pasukan koalisi di Irak, termasuk kematian sejumlah tentara AS pada Desember 2019.
Iran menanggapi pembunuhan itu dengan rentetan rudal di pangkalan udara gabungan Irak-AS di Al Asad di Irak barat. Akibatnya, sekitar 100 tentara AS menderita apa yang dikenal sebagai cedera otak traumatis, yang disebabkan oleh gelombang kejut rudal. (*)