25 April Hari Malaria Dunia dalam Pusaran Pandemi Corona

25 April Hari Malaria Dunia dalam Pusaran Pandemi Corona
0 Komentar

Lebih dari setengah dari semua kasus ada di 6 negara: Nigeria (25% kasus); Republik Demokratik Kongo (12%); Uganda (5%); serta Pantai Gading, Mozambik dan Niger (masing-masing 4%).

Wanita hamil dan anak-anak terus menjadi korban. Diperkirakan, 11 juta wanita hamil yang tinggal di 38 negara Afrika terinfeksi malaria pada tahun 2018.

Sebagai hasilnya, hampir 900.000 bayi dilahirkan dengan berat lahir rendah, dan punya faktor risiko utama kematian.

Baca Juga:Waspada, BMKG: Kemarau 2020 Lebih KeringBagikan Dokumen 5 Hal Penting untuk Atasi Pandemi Corona, Bill Gates: Ini Seperti Perang Dunia

Secara global, anak-anak di bawah usia lima tahun menyumbang sekitar dua pertiga dari semua kematian akibat malaria pada tahun 2018.

“Sudah waktunya untuk kembali ke jalur yang benar, terutama di negara-negara di mana malaria paling parah menyerang,” ujar Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dilansir dari situs resmi WHO.

Lebih jauh dalam upayanya, Ghebreyesus menjelaskan tiga hal yang harus ditempuh.

Pertama, perlu memastikan bahwa setiap orang yang berisiko terkena malaria dapat mengakses layanan yang mereka butuhkan untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobatinya, tanpa mengalami kesulitan keuangan.

Kedua, perlu memprioritaskan dukungan untuk negara-negara yang paling membutuhkan.

Dan ketiga, perlunya peningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk memberikan alat baru.

Sebagai implementasi, menjelang Hari Malaria Sedunia (Malaria World Day) 2020 yang jatuh pada 25 April ini, WHO bersama RBM Partnership to End Malaria, African Union Comission, dan organisasi mitra WHO lainnya mempromosikan kampanye Zero Malaria Starts with Me atau “Nol Malaria Dimulai dengan Saya”.

Ini merupakan sebuah kampanye akar rumput yang bertujuan menjaga agar malaria tetap menjadi prioritas tinggi dalam agenda politik, memobilisasi sumber daya tambahan, dan memberdayakan masyarakat untuk mengambil peran dalam pencegahan dan perawatan malaria.

Baca Juga:UU Produksi Pertahanan untuk Pasok Ventilator: Trump Sebut Jokowi Minta Bantuan, Dikecam WarganyaBerbatasan dengan Tiongkok, Vietnam Berhasil Tekan Corona Tanpa Kematian, Indonesia Harus Mencontoh

Kampanye “Nol malaria”, pertama kali muncul di Senegal pada 2014, dan secara resmi disahkan pada KTT Uni Afrika oleh semua Kepala Negara Afrika pada Juli 2018.

Kampanye ini melibatkan semua anggota masyarakat: para pemimpin politik yang mengendalikan keputusan dan anggaran kebijakan pemerintah; perusahaan sektor swasta yang akan mendapat manfaat dari tenaga kerja bebas malaria; dan masyarakat yang terkena dampak malaria, yang keterlibatan dan perannya sangat penting untuk keberhasilan kampanye itu.

0 Komentar