3 Januari 2021: Israel-Asia Center Gelar Program Israel-Indonesia Futures Gandeng Start-Up Nation Central

3 Januari 2021: Israel-Asia Center Gelar Program Israel-Indonesia Futures Gandeng Start-Up Nation Central
0 Komentar

Perdagangan bilateral sudah mencapai US$500 juta setahun, sebagian besar melalui negara ketiga. Selain itu, Kamar Dagang Israel-Indonesia telah aktif sejak 2009, menurut wakil ketua kamar Emanuel Shahaf, yang begitu sering bepergian ke ibu kota Jakarta untuk urusan bisnis sehingga sudah lupa berapa kali tepatnya berkunjung.

“Indonesia mewakili potensi besar yang belum terwujud di bidang pertanian, kedokteran, dan banyak bidang lain yang benar-benar kami kuasai,” tegas Shahaf. “Kedua negara memiliki ekonomi yang sangat saling melengkapi, dalam arti bahwa semua yang kami miliki benar-benar mereka butuhkan. Mereka akan mendapat banyak manfaat dari hubungan terbuka.

Ternyata, itu bukanlah ide radikal di Indonesia yang 88 persen penduduknya beragama Islam.

Baca Juga:Ledakan Bom Mobil Natal Nashville, Kemenlu: Tidak Ada WNI yang Jadi KorbanSatgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalbar Larang Terbang AirAsia Imbas Temuan Penumpang Covid

The Times of Israel mencatat, menurut jajak pendapat online oleh politisi berpengaruh Diaz Hendropriyono, ketua Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) tentang apakah Indonesia harus menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, 51 persen responden mengatakan ya, sementara 49 persen sisanya menolak.

https://www.instagram.com/p/CIx_Tcxg7Bo/?utm_source=ig_web_copy_link

Namun, para pemimpin Indonesia telah lama secara resmi menolak gagasan tersebut, sehingga memungkinkan mereka untuk menghindari konfrontasi dengan gerakan ekstremis Islam radikal di dalam negeri.

Tak lama setelah The Jerusalem Post, Israel Army Radio, dan media berita lainnya menyatakan bahwa Indonesia mungkin menjadi negara berikutnya yang membuka hubungan dengan Israel, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menolak gagasan tersebut dan mengatakan kepada The Jakarta Post pada 15 Desember 2020 bahwa Indonesia “ tidak berniat untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel” dan “akan terus memberikan dukungan untuk kemerdekaan Palestina berdasarkan solusi dua negara”.

Meski demikian, para pejabat Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko sama-sama menyangkal adanya negosiasi rahasia dengan Israel hingga kesepakatan masing-masing dengan negara Yahudi itu dipublikasikan. Perhitungan yang sama bisa terjadi di Indonesia juga, terutama jika Gedung Putih mendorong para pejabat Indonesia untuk mengakui Israel, seperti yang terjadi dengan negara lain, selama beberapa minggu sebelum Joe Biden menggantikan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat.

0 Komentar