5 Hari Koma, Balita Asal Mundu yang Digigit Ular Berbisa Akhirnya Meninggal Dunia

Balita-Digigit-Ular-Berbisa-Meninggal-Dunia
Balita asal Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, korban gigit ular berbisa saat masih koma menjalani perawatan di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSD Gunung Jati Cirebon. Kini korban meninggal dunia, Rabu (12/2) sekitar pukul 20.30 WIB. Foto: Istimewa
0 Komentar

CIREBON – Balita asal Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, korban gigit ular berbisa akhirnya meninggal dunia di RSD Gunung Jati, Rabu (12/2) sekitar pukul 20.30 WIB. Korban tutup usia setelah lima hari koma dan dirawat RSD Gunung Jati.

Sebelumnya bocah berinisial A usia 4 tahun tersebut koma dan menjalani perawatan di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSD Gunung Jati Cirebon sejak Sabtu (8/2).

Pihak RSD Gunung Jati melalui Wadir Pelayanan dr Siti Maria membenarkan meninggalnya pasien balita yang terkena gigitan ular. “Sekitar pukul 20.30 WIB,” sebut Siti yang diamini Kasubag Humas RSD Gunung Jati Arif Wibawa Rumana SKep MPH saat dikonfirmasi radarcirebon.com.

Baca Juga:Ngaku Polisi Rampas Handphone3 Pelaku Curanmor Beraksi di Kedawung, Ditangkap di Indramayu, Ditembak Polisi

Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa balita digigit ular berbisa sendiri terjadi pada Jumat malam (7/2). Pertama kali diketahui sang ibu yang tidur di sisi anaknya.

Ketika itu ular ada di balik selimut korban. Akibat gigitan ular berbisa, A sempat dilarikan ke rumah RS Putera Bahagia, kemudian dipindahkan atau dirujuk ke RSD Gunung Jati.

Wadir Bidang Pelayanan RSD Gunung Jati dr Siti Maria mengatakan, pasien saat ini masih dalam kondisi koma. Maria juga tidak bisa memastikan jenis ular berbisa yang menggigit telapak kaki A tersebut. Namun Maria mengatakan, ular yang dimaksud memiliki dua jenis bisa.

“Sampai saat ini anaknya masih koma. Jadi neurotoksiknya ada, hemotoksiknya juga ada. Apakah ular ini bentuknya hybrid, ataukah jenis ular lain,” kata Maria.

Dia mengkhawatirkan ular itu hybrid. Atau persilangan antar sesama ular berbisa yang menghasilkan keturunan dengan jenis bisa yang berbeda.

Untuk menangani korban, RSDGJ mendatangkan ahli bisa ular dari WHO yang bertugas di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dr dr Tri Maharani MSi SpEM.

Berbagai upaya tengah dilakukan pihak RSD Gunung Jati. Termasuk perawatan intensif sejak Sabtu (8/2). Tri Maharani juga sempat melihat langsung kediaman A, lokasi di mana ia di gigit.

Baca Juga:Tarif Gas Mencekik KonsumenBantu Alat Fitnes, Kemenpora Ingin Semua Bugar

Berbagai ahli diturunkan untuk menangani korban. Seperti dokter spesialis bisa ular, spesialis bedah dan dokter spesialis anak. (ade/gus/hsn)

0 Komentar