Analisis Intelijen Ungkap Potensi Indonesia Menjadi Epicentrum Wabah Virus Corona

Analisis Intelijen Ungkap Potensi Indonesia Menjadi Epicentrum Wabah Virus Corona
Anggota BIN memakai busana anti virus/IST
0 Komentar

Awalnya pasien tersebut sempat dirawat dan didiagnosa menderita Demam Berdarah Dengue (DBD), setelah diperbolehkan pulang, pasien tersebut kembali ke rumah sakit dengan mengalami sesak nafas pada 14 Maret 2020, sehingga dirujuk ke RSUD Embung Fatimah, Batam dan dinyatakan positif virus corona pada 19 Maret 2020. Pasien tersebut meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di ruang isolasi rumah sakit tersebut.

Di Cimahi, telah meninggal dunia Kalaseldik Dispsiad, Kolonel Caj Ardi Sutopo, S.Psi (NRP 1910052970167) akibat virus corona pada 23 Maret 2020, sementara istrinya tengah menjalani perawatan diruang isolasi RS.Dustira Kota Cimahi.

Kolonel Ardi mulai dirawat di RS. Dustira Kota Cimahi sejak 13 Maret 2020 dengan keluhan demam tinggi disertai sesak nafas dan diare, namun pada 23 Maret 2020, Kolonel Ardi dinyatakan meninggal karena positif virus corona. Diketahui, Kolonel Ardi sempat melakukan kontak langsung dengan pendeta yang telah meninggal di Bogor.

Baca Juga:Fakta Hantavirus: Muncul Pertama di Indonesia Tahun 2002, Kenali Ciri-Ciri Orang Yang Terinfeksi hingga PencegahannyaDuh, COVID-19 Belum Reda, Muncul Virus Lama Hantavirus di China

Barkaitan dengan hal tersebut, 44 orang perawat yang bertugas di sekitar Kolonel Ardi sewaktu menjalani perawatan akan diperiksa termasuk Karumkit terkait resiko penularan virus corona.

Kedua: Dugaan Penularan Virus Corona di Seminar Antiriba, Bogor

Pada 20 Maret 2020, di Bogor, panitia seminar antiriba mengonfirmasi bahwa seminar antiriba dilaksanakan di Hotel Darmawan Park, Sentul, Bogor pada 25 s.d. 28 Februari 2020 serta telah bertemu dengan Dinkes Bogor untuk menjalani pemeriksaan dan hasilnya negatif virus corona pada 16 Maret 2020 dan juga sudah meliburkan diri seperti kantor-kantor lainnya hingga 2 minggu kedepan, namun pihak panitia tidak bersedia menyebutkan jumlah peserta yang menghadiri seminar tersebut dan mempertanyakan validitas swap medis dari peserta seminar yang dianggap positif virus corona. Panitia tersebut menyatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui adanya peserta seminar yang positif virus corona.

Di Yogyakarta, Juru Bicara Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk penanganan virus corona (Covid-19), Berty Murtiningsing menyampaikan terdapat tambahan 2 orang pasien positif corona (pria berusia 60 dan 50 tahun).

Pasien berusia 60 tahun dirawat di RSUD Kota Yogyakarta pernah mengikuti seminar di Sentul, Bogor, sementara pasien berusia 50 tahun dirawat di RSUD Panembahan Senopati pernah bepergian ke Jakarta. Pasien positif virus corona sebelumnya juga tertular dari luar daerah Yogyakarta yaitu, balita berusia 3 tahun dan guru besar UGM berusia 58 tahun.

0 Komentar