Anggota Militan Sayap Kanan Jerman Rencanakan Serangan Besar saat Ibadah Jumat

Anggota Militan Sayap Kanan Jerman Rencanakan Serangan Besar saat Ibadah Jumat
Satu dari 12 orang yang ditangkap saat penggerebekan polisi di seluruh Jerman. Foto: Kai Pfaffenbach / Reuters
0 Komentar

BERLIN-Anggota kelompok ekstrem kanan yang merencanakan serangan terhadap komunitas muslim ditangkap setelah investigasi tingkat lanjut dilakukan oleh satuan konter terorisme. Rencana serangan dengan skala yang besar diduga sangat mirip dengan serangan yang dilakukan salah satu teroris terhadap Masjid Chistchurch di Selandia Baru tahun lalu, dikabarkan media online Jerman Der Spiegel dan Bild, Minggu (16/02).

Kelompok ekstrem kanan beranggotakan 12 orang berhasil ditangkap pada hari Jumat (14/02), sebelum mereka berhasil mengeksekusi rencana serangan terhadap komunitas muslim saat ibadah Jumat.

Mereka berencana untuk meniru serangan teroris Christchurch di Selandia Baru yang merenggut nyawa 51 orang di dua Masjid. Dalam rencananya, mereka akan menggunakan senjata-senjata semi otomatis.

Baca Juga:Cegah Virus Corona, Perlukah Kita Gunakan Masker?Sebelum ke Indonesia Idol, Ini Pesan Terakhir Ashraf Sinclair Suami Bunga Citra Lestari

Tersangka pemimpin kelompok tersebut telah menjadi target observasi pihak otoritas sejak September tahun lalu. Ia baru saja mengadakan pertemuan dengan para kaki tangannya dan membahas rencana penyerangan dengan sangat terperinci.

Pihak penyelidik mengetahui hal ini dari salah satu anggotanya yang menyusup masuk ke dalam kelompok ini.

Pihak berwenang lalu melaksanakan penggerebekan untuk menyelidiki apakah tersangka sudah memiliki senjata atau persediaan lain yang akan digunakan dalam serangan. Dalam operasi penggerebekan, pihak berwenang menemukan beberapa material yang berpotensi dapat dirakit menjadi bom. 

Pemerintah Jerman telah meningkatkan perhatian terhadap kelompok-kelompok ekstrem kanan yang bergerak secara bawah tanah, sejak kasus pembunuhan terhadap politikus konservatif Walter Lübcke, yang diduga dibunuh oleh seorang ekstremis neo-nazi pada serangan bulan Juni 2019. (pn/AFP/AP)

0 Komentar