Antara Khilafatul Muslimin dan Jamaah Ansharut Daulah

Antara Khilafatul Muslimin dan Jamaah Ansharut Daulah
Barang bukti yang diperoleh polisi dari penggeledahan kontrakan terduga teroris di daerah Tambun, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (13/10/2019). (Dok. Humas Polda Metro Jaya)
0 Komentar

JAKARTA-Polisi menggeledah rumah kontrakan terduga teroris NAS alias Noval Agus Syafroni (45) yang berada di RT 02 RW 04, Nomor 88, Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. NAS diketahui merupakan anggota dari Khilafatul Muslimin.

“Terduga didapati merupakan bagian dari Khilafatul Muslimin,” kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Candra Kusuma kepada awak media Minggu, 13 Oktober 2019.

https://beritaradar.com/2019/10/13/memburu-jaringan-teroris-penyerang-wiranto/

Nama kelompok ini disebut-sebut didirikan oleh narapidana terorisme terkait pengeboman Borobudur.

Baca Juga:Gerakan Radikal Dalam Kuasa Agen RahasiaSudah Dipecat, Bagaimana Bisa Polwan Disiapkan Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri?

Dalam laporan International Crisis Group (ICG) berjudul ‘Al Qaeda in Southeast Asia: The Case of The Ngruki Networks in Indonesia’, terbitan 2002, ada keterangan mengenai sosok Abdul Qadir Baraja. Baraja adalah pendiri Khilafatul Muslimin.

Peristiwa terorisme pemboman Candi Borobudur terjadi pada 21 Januari 1985. Sembilan stupa yang baru direstorasi rusak. Di antara tujuh orang yang ditangkap aparat terkait pemboman itu, salah satunya adalah Baraja.

“Seorang penjual baju dan penceramah keliling, Abdul Qadir Baraja,” tulis laporan itu.

Baraja berasal dari Sumbawa. Sebelum ditangkap terkait bom Borobudur, Baraja juga pernah dicokok aparat tahun 1979 terkait peristiwa perampokan dan pembunuhan yang dilakukan jaringan Warman. Tiga tahun dipenjara, dia kemudian keluar dan pergi ke Telukbetung, Lampung.

Dia ditangkap aparat di lokasi itu pada Mei 1985 karena diduga terkait bom Borobudur. Selanjutnya, dia dipenjara selama 13 tahun. Dia didakwa menyediakan bahan peledak untuk bom Borobudur.

“Dia selalu membantah bahwa dia tahu bahan peledak yang dia beli akan dipakai untuk aksi teror (bom Borobudur -red),” kata Direktur Institute of Policy Analysis of Conflict (IPAC), Sydney Jones, kepada wartawan, Senin (14/10/2019).

Dijelaskan Jones, Baraja adalah ustaz radikal yang dulu dekat dengan Abu Bakar Ba’asyir. Dilansir dari situs Khilafatul Muslimin, Baraja menggagas kelompok ini pada 18 Juli 1997.

Baca Juga:Suherman alias Abu Zahra, Teroris Tol Pejagan Dijatuhi Hukuman Mati!Pertemuan Prabowo-Surya Paloh Hasilkan 3 Kesepakatan

“Khalifatul Muslimin (KM) adalah gerakan non-kekerasan yang ingin membangun kembali khilafah, tapi dengan visi yang lebih mirip Kartosoewirjo daripada ISIS,” kata Jones.

Apakah KM terkait Jamaah Ansharut Daulah (JAD)? “Setahu saya belum ada keterkaitan, walaupun bisa saja ada mantan anggota KM yang menyeberang ke JAD. Tapi KM memang non-violent,” tutur Jones.

0 Komentar