AS Dibalik G30S dan Pembunuhan Massal PKI?

AS Dibalik G30S dan Pembunuhan Massal PKI?
Anggota Sayap Pemuda Partai Komunis Indonesia (Pemuda Rakjat) dijaga oleh tentara ketika mereka dibawa dengan truk terbuka ke penjara di Jakarta, 30 Oktober 1965. (Foto: AP)
0 Komentar

Setiap bagian dari kisah yang diceritakan Tentara Indonesia adalah dusta, tutur Vincent Bevins. Tidak ada wanita Gerwani yang ikut serta dalam pembunuhan pada 1 Oktober. Kisah yang disebarkan oleh Suharto ini menyentuh beberapa ketakutan dan prasangka tergelap yang dimiliki oleh orang Indonesia, dan bahkan pria pada umumnya, di seluruh dunia.

Surat kabar Angkatan Darat Angkatan Bersendjata menerbitkan kartun seorang pria yang mengukir batang pohon dengan kapak. Di pohon tertulis “G30S”, dan akarnya mengeja “PKI”. Keterangan tertulis: “Basmi mereka sampai ke akarnya.” Namun secara internal, Tentara Indonesia memiliki nama yang berbeda. TNI menyebutnya Operasi Penumpasan.

Sementara itu, Magdalena hampir tidak memperhatikan ada sedikit kekacauan politik di awal Oktober di ibu kota. Dia tentu saja tidak tahu banyak hal di Jawa Tengah, tempat dia dibesarkan, jauh lebih buruk daripada di Jakarta.

Baca Juga:Fadli Zon Ungkap Kesalahan Pemahaman Sukmawati Sebut PKI Berideologi PancasilaSukmawati: PKI Tidak Menolak Ideologi Pancasila

Neneknya jatuh sakit, jadi dia mendapat cuti dari pekerjaannya di pabrik kaus. Pada 19 Oktober, dia naik kereta ke desanya untuk mengunjungi neneknya. Masalah kesehatan telah menjangkiti keluarganya sepanjang hidupnya.

Pada saat dia tiba, neneknya sudah meninggal. Rencananya adalah untuk menghadiri pemakaman dan menghabiskan satu minggu, mungkin dua minggu, berduka dengan keluarga, kemudian kembali bekerja di Jakarta. Dia pergi tidur di rumah masa kecilnya di Purwokerto.

Hari berikutnya, di Washington, Departemen Luar Negeri AS menerima kabel lain dari Green. Dia melaporkan PKI telah menderita “beberapa kerusakan pada kekuatan organisasinya melalui penangkapan, pelecehan dan, dalam beberapa kasus, eksekusi kader PKI.”

Dia melanjutkan: “Jika penindasan tentara terhadap PKI berlanjut dan tentara menolak menyerahkan posisi kekuasaannya kepada Sukarno, kekuatan PKI dapat dikurangi. Namun, dalam jangka panjang, penindasan tentara terhadap PKI tidak akan berhasil kecuali jika ia mau menyerang komunisme.”

Green menyimpulkan: “Namun demikian, Angkatan Darat telah bekerja keras menghancurkan PKI, dan saya semakin meningkatkan rasa hormat terhadap tekad dan organisasinya dalam melaksanakan tugas penting ini.”

Di sore hari, dua petugas polisi tiba di rumah keluarga Magdalena di Purwokerto, kurang dari 24 jam setelah kedatangannya. “Anda ikut dengan kami. Kami membutuhkan informasi dari Anda,” ucap mereka.

0 Komentar