Banjir Kalimantan Selatan Dipicu Menipisnya Hutan, Ini Hasil Kajian LAPAN

Banjir Kalimantan Selatan Dipicu Menipisnya Hutan, Ini Hasil Kajian LAPAN
0 Komentar

JAKARTA-Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyatakan, banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel) turut disebabkan oleh menipisnya hutan di wilayah tersebut.

Dalam analisa pemicu banjir Kalsel, Lapan menyebut ada kontribusi penyusutan hutan dalam kurun 10 tahun terakhir, terhadap peningkatan risiko banjir di wilayah Kalsel.

Tercatat dari tahun 2010 sampai 2020, terjadi penyusutan luas hutan primer seluas 13.000 hektare, hutan sekunder seluas 116.000 hektare, sawah 146.000 hektare, dan semak belukar 47.000 hektare.

Baca Juga:Tim DVI Polri Identikasi 6 Penumpang Sriwijaya Air Sj-182Hari ke-11, 14 Bagian Tubuh Penumpang dan 3 Serpihan Kecil Pesawat

Sedangkan area perkebunan di Kalsel menurut data perubahan tutupan lahan, luasnya bertambah hingga 219.000 hektare.

“Perubahan penutup lahan dalam 10 tahun ini dapat memberikan gambaran kemungkinan terjadinya banjir di DAS Barito, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu masukan untuk mendukung upaya mitigasi bencana banjir di kemudian hari,” tulis LAPAN dalam laporannya yang berita.radarcirebon.com, kutip dari akun Facebook LAPAN, Rabu (20/1).

https://www.facebook.com/LAPANRI/posts/3446580475450582

Selain menipisnya hutan, banjir Kalsel juga disebabkan oleh curah hujan yang meningkat. Berdasarkan data satelit Himawari-8 menunjukkan, liputan awan penghasil hujan terjadi sejak 12 hingga 13 Januari 2021 dan masih berlangsung hingga 15 Januari 2021 di wilayah Kalimantan Selatan.

“Curah hujan ini menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 13 Januari 2021,” sebut LAPAN.

LAPAN juga menganalisa, luas genangan banjir yang terjadi dengan menggunakan data satelit Sentinel 1A tanggal 12 Juli 2020 (sebelum banjir) dan tanggal 13 Januari 2021 (saat/setelah banjir). 

Hasil perhitungan luas genangan tertinggi, terdapat di Kabupaten Barito Kuala dengan luas sekitar 60 ribu hektar, Kabupaten Banjar sekitar 40 ribu hektar, Kabupaten Tanah Laut sekitar 29 ribu hektar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah sekitar 12 ribu Hektar, Kabupaten Hulu Sungai Selatan sekitar 11 ribu hektar, Kabupaten Tapin sekitar 11 ribu hektar, dan Kabupaten Tabalong sekitar 10 ribu hektar. 

“Selainnya Kabupaten Balangan, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Hulu Sungai Utara, Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Murung Raya antara 8-10 ribu hektar,” sebut LAPAN. (*)

0 Komentar