Bayi Usia 13 Bulan Terkena Virus Tokso dari Hewan, Supriyani: Awalnya Kepala Lebih Besar ke Atas, Jadi Harus Hati-hati

Bayi penderita hidrosefalus di Tangsel/LAN
Bayi penderita hidrosefalus di Tangsel/LAN
0 Komentar

BANTEN-Entah apa yang terbayangkan oleh pasang suami istri Surpiyani (22) dan Septian Rasetya (28), mereka harus merawat anak pertamanya Muhammad Falih Akmar berusia 13 bulan dengan penyakit hidrosefalus.

Baca: Diagnosa Awal Terkena Virus Tokso dari Hewan, Bayi Usia 13 Bulan Ini Butuh Perhatian Khusus Pemerintah dan Dermawan

Dilansir dari Kantor Berita RMOLBanten, dengan segala keterbatasan biaya Supriyani dan Septian, masih terus berjuang merawat Akmar hingga nantinya penyakit hidrosefalus bisa disembuhkan. Dan, Akmar bisa normal kembali seperti bayi lain-lainnya.

Baca Juga:Diagnosa Awal Terkena Virus Tokso dari Hewan, Bayi Usia 13 Bulan Ini Butuh Perhatian Khusus Pemerintah dan DermawanGempa Bumi Guncang Selandia Baru Skala Magnitudo 7,7, Peringatan Tsunami Dikeluarkan

Supriyani mengaku, jika pada saat lahir kondisi kepala Akmar sudah membesar. Dan, dokter kala itu mendiagnosa Akmar sejak dalam kandungan sudah terkena virus tokso dari hewan.

“Katanya (Dokter) sih kena virus tokso dari hewan gitu, kaya tikus, kucing begitu. Awalnya (kepalanya) lebih besar dari ini malahan, dia tidur enggak bisa telentang, jadi besarnya kebelakang. Kalau ini kan besarnya ke atas, itu kebelakang jadi tidurnya miring,” ungkap Supriyani.

Dalam perawatannya, Supriyani mengaku harus berhati-hati, karena Akmar harus dipasangi selang untuk asupan makananya.

“Dia kan ada selangnya di dalam, jadi harus hati-hati banget, gendong juga hati-hati,” katanya.

Kini, Akmar harus menjalani perawatan rutin seminggu sekali di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Supriyani mengaku, untuk membawa Akmar ke RS Fatmawati, ia merogoh kocek dalam-dalam membayar jasa antar lewat aplikasi taksi online.

“Iya, karena kan kita ongkos seminggu sekali, naik Grab aja. Waktu itu pernah ada orang sini, katanya mau nawarin pakai ambulan, cuman pas saya whatsapp lagi enggak ada kabar,” terang Supriyani.

“Karena kalau obat itu kan harus rutin yah tiap hari, cuman karena dana kaya gini kita izin juga ke dokternya minta solusi, cuman kata dia kalau anaknya perkembangan bagus ya enggak apa-apa, yang penting sebulan sekali harus, minimal sebulan empat kali,” lanjutnya.

Baca Juga:Sejak Sore, Bengkulu Diguncang Gempa Bumi 7 KaliBeredar Video Penusukan Plt Kadisparekraf DKI Jakarta

Untuk biaya obatnya pun, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun, disaat kondisi Akmar drop ditambah dengan kejang.

Akmar kemudian dibawa ke Puskesmas Bakti Jaya untuk mendapatkan pertolongan pertama. Akan tetapi, mendapatkan penolakan dari Puskesmas Bakti Jaya dengan alasan tidak bisa menangani penyakit hidrosefalus.

0 Komentar