Beginilah Analisa Ledakan Beirut Versi Trump

Beginilah Analisa Ledakan Beirut Versi Trump
Petugas pemadam kebakaran saat bergegas mendatangi lokasi ledakan di Beirut, ibu kota Lebanon, Selasa, 4 Agustus 2020. (Foto: STR/AFP/Getty Images)
0 Komentar

Presiden Aoun pada Jumat (7/8) menyatakan Lebanon akan melakukan penyelidikan sendiri dan tidak ada yang akan ditangkap sampai penyelidikan selesai. Penyelidikan internasional, yang diupayakan oleh Menteri Kehakiman dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, akan mengaburkan kebenaran, menurut Aoun. Meski demikian, banyak yang meyakini sebaliknya.

Di Lebanon, “tidak ada yang terjadi di tempat-tempat sensitif (bandara, perbatasan, pelabuhan) yang tidak terkait dengan konflik antara Hizbullah dan Israel,” ujar mantan sumber intelijen militer Lebanon berpangkat tinggi kepada Asia Times.

Ledakan itu, dia menilai, bukanlah kecelakaan. Trump, katanya, tidak mampu menjaga rahasia.

Baca Juga:Gerindra Kurang Kaderisasi, Gaya Kepemimpinan Prabowo Mudah DitebakBabe Haikal: Bukan Jokowi atau Pak Prabowo, Yang Tentukan Nasib Bangsa Ini adalah Habib Rizieq

Pejabat keamanan tertinggi Lebanon telah memberi tahu publik, amonium nitrat seberat 2.750 ton, yang disita dan disimpan oleh Bea Cukai Pelabuhan Beirut pada 2013, adalah sumber ledakan terakhir apokaliptik.

Kepala Bea Cukai Lebanon Badri Daher, tokoh terkenal yang telah lama dirundung tuduhan korupsi, menyebutkan gudang kembang api di dekat timbunan yang mematikan itu yang menyebabkan ledakan awal.

“Penyimpanan yang tidak tepat dapat menciptakan bahaya ledakan yang dapat dimulai secara alami atau sengaja,” menurut Al Johnson, veteran ahli pembuangan persenjataan peledak Angkatan Darat AS, dilansir dari Asia Times.

Namun skenario kembang api itu disambut dengan skeptisisme yang intens, mengingat bahaya yang jelas akan muncul dari penyimpanan dua hal yang sama-sama mudah meledak.

“Saya tidak percaya ada amonium nitrat sebanyak itu di pelabuhan Beirut, dan gudang kembang api,” ucap ahli bahan peledak Danilo Coppe kepada Italia Corriere.

“Ketika amonium nitrat meledak, itu menghasilkan awan kuning yang khas. Sebaliknya, dari video ledakan, selain bola putih yang terlihat mengembang (yang merupakan kondensasi udara laut) kita dapat dengan jelas melihat kolom oranye bata yang cenderung merah terang, ciri khas partisipasi litium. Lithium-metal adalah propelan untuk rudal militer, jadi saya pikir ada persenjataan di sana.”

“Sepertinya ledakan gudang persenjataan,” kata Coppe.

Ahli bahan peledak militer AS, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada Asia Times,  ledakan itu merupakan “tindakan sabotase” terhadap hanggar, yang tidak hanya menyimpan amonium nitrat, tetapi juga rudal jarak pendek, yang diduga disita di sana.

0 Komentar