Beginilah Analisa Ledakan Beirut Versi Trump

Beginilah Analisa Ledakan Beirut Versi Trump
Petugas pemadam kebakaran saat bergegas mendatangi lokasi ledakan di Beirut, ibu kota Lebanon, Selasa, 4 Agustus 2020. (Foto: STR/AFP/Getty Images)
0 Komentar

Menurut penjelasan resminya, Hangar No. 12 yang sekarang terkenal itu digunakan sebagai penampung semua barang berbahaya dan ilegal yang disita oleh otoritas Bea Cukai. Namun publik belum diberi penjelasan yang kredibel mengapa amonium nitrat ditempatkan di samping barang berbahaya lainnya.

Pengaturan yang aneh itu telah menimbulkan kecurigaan bahwa amonium nitrat itu mungkin berfungsi sebagai kedok untuk penyimpanan senjata di sana.

“Saya telah berbicara dengan beberapa orang militer Lebanon, semuanya setuju ini adalah gudang senjata yang meledak setelah serangan pertama, dan amonium nitrat itu tidak akan menyala tanpa sumbu,” kata Riad Kahwaji, kepala Institut Analisis Militer Timur Dekat dan Teluk yang berbasis di Dubai.

Baca Juga:Gerindra Kurang Kaderisasi, Gaya Kepemimpinan Prabowo Mudah DitebakBabe Haikal: Bukan Jokowi atau Pak Prabowo, Yang Tentukan Nasib Bangsa Ini adalah Habib Rizieq

Menurut keterangannya, tentara Lebanon tidak menyimpan senjata atau amunisi di pelabuhan.

“Semuanya langsung dipindahkan ke barak. Tidak ada bahan peledak yang diizinkan untuk tinggal di pelabuhan,” imbuh Kahwaji. “Kalau bukan tentara, siapa lagi yang punya gudang senjata?”

Pemimpin Hizbullah Nasrallah, dalam pidato yang disiarkan televisi pada Jumat (7/8), menekankan pihaknya tidak memiliki gudang senjata di pelabuhan dan tidak terkait dengan konten di Hangar 12.

“Hizbullah mungkin lebih mengenal pelabuhan Haifa daripada pelabuhan Beirut,” katanya.

Pada 2016, Nasrallah mengatakan rudal kelompok Syiahnya mampu menyerang gudang amonia rahasia di pelabuhan Israel utara dan menciptakan ledakan yang setara nuklir, yang katanya akan menciptakan “keseimbangan teror”.

Sebaliknya, penyimpanan tersembunyi di Pelabuhan Beirut-lah yang melukai rakyatnya sendiri.

Kehancuran yang hampir total di Pelabuhan Beirut itu terjadi satu tahun setelah Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon menuduh pihak berwenang Lebanon mengizinkan fasilitas itu menjadi “pelabuhan Hizbullah.”

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada 2018 menuduh Hizbullah “menggunakan orang-orang tak berdosa di Beirut sebagai perisai manusia”. “Israel tidak akan membiarkan kalian lolos begitu saja,” katanya.

Sejumlah analis pertahanan Lebanon meyakini Israel kemungkinan melakukan serangan itu, tetapi tidak berniat untuk melakukan kerusakan sebesar ini.

“Ini kecelakaan,” tutur Kahwaji kepada Asia Times.

Baca Juga:Tengku Zulkarnain Bertanya ke Jokowi: Kenapa di Medsos Rata-rata Pendukung Bapak Tidak Beradab?Sinyal Krisis Makin Kronis

“Semua orang terkejut dengan besarnya ledakan, termasuk orang Israel sendiri, dan karenanya mereka tidak mau bertanggung jawab. Hizbullah tidak akan mengatakannya karena mereka tidak ingin mengakui mereka memiliki senjata di ibu kota.”

0 Komentar