Bill Gates Ungkap Kebijakan Nasionalisme Membuat Dunia Semakin Sulit Hadapi Pandemi Corona

Bill Gates Ungkap Kebijakan Nasionalisme Membuat Dunia Semakin Sulit Hadapi Pandemi Corona
Bill Gates (REUTERS/Rick Wilking)
0 Komentar

JAKARTA-Filantropis Microsoft, Bill Gates, meyakini bahwa adanya nasionalisme dalam setiap negara membuat dunia berada pada posisi yang salah untuk mengatasi pandemi virus corona.

Dalam sebuah wawancara bersama The Times, Gates ditanya apakah politisi saat ini siap untuk menanggapi krisis.

“Saya memang berpikir fakta bahwa dunia bergerak secara nasionalisme dan negara-negara menjaga diri mereka sendiri, pembingkaian itu memang tidak membantu. Kami semua berharap telah mengangkat seruan yang lebih cepat. Sangat sedikit orang yang mendapat nilai A dalam hal apa yang telah mereka lakukan dalam situasi ini,” ujar Gates sebagaimana dikutip beritaradar.com dari Business Insider, Selasa (28/4/2020).

Baca Juga:Yoga Move OnPasal Kontroversial, MK Gelar Sidang Perdana Uji Materi Perppu Corona

Meski pada awalnya Gates tidak ingin menyebutkan negara tertentu, tapi menurutnya Inggris, AS, India, Brasil, dan banyak negara lain malah bergerak ke arah politik nasionalis dalam beberapa tahun terakhir.

Bill Gates menilai negara-negara tersebut pada awalnya meremehkan atau terus mengecilkan tingkat ancaman virus corona ini.

Gates juga mengatakan kepada The Times bahwa dia tidak berpikir pemerintah bersikap untuk melakukan lockdown, menurutnya jika lockdown tidak dilaksanakan kita akan melihat “yang terburuk dari kedua dunia” dalam hal penyebaran penyakit maupun penurunan ekonomi .

“Jika Anda mencapai jutaan kematian maka semakin banyak orang akan mengubah perilaku mereka sehingga Anda akan mendapatkan situasi yang ekstrem,” katanya.

Pemerintah Inggris pada awalnya menyusun rencana untuk melakukan “herd immunity” terhadap virus dengan membiarkannya menyebar dalam populasi. Namun akhirnya mereka mengabaikan kebijakan itu setelah seorang ilmuwan terkemuka memperingatkan rencana itu akan menyebabkan jumlah kematian 510.000 orang. (*)

0 Komentar