BUKA – Kepulauan Bougainville di Pasifik Selatan secara bulat memilih untuk merdeka dari Papua Nugini. Hampir 98 persen dari total 181.067 suara yang masuk mendukung kemerdekaan.
Pemungutan suara sendiri dilakukan pada 23 November-7 Desember lalu. Dalam surat suara warga diberi pilihan, Bougainville merdeka atau tetap jadi bagian dari Papua Nugini, namun dengan otoritas yang lebih luas.
Referendum Bougainville merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara kelompok pemberontak setempat dengan Pemerintah Papua Nugini yang diteken pada 1998.
Baca Juga:Sri Mulyani Larang PNS Eselon III dan IV Berdinas Naik Pesawat Kelas BisnisGangga Risma
Perang saudara antara pemberontak Bougainville dengan tentara Papua Nugini dipicu perebutan kuasa atas lahan tambang tembaga raksasa, Panguna. Konflik bermula dari perdebatan atas bagaimana keuntungan dibagi. Namun, pertentangan itu justru memaksa perusahaan tambang multinasional, Rio Tinto, yang menambang di sana berhenti beroperasi.
Saat itu, tambang menjadi sumber pendapatan utama bagi Papua Nugini. Tembaga dari Panguna mencakup tujuh persen dari produksi dunia.
Kini warga Bougainville tinggal menunggu parlemen Papua Nugini meratifikasi hasil referendum tersebut. (ant/jpnn)