CIA Telusuri Data Telepon Selular di Institut Virologi Wuhan

CIA Telusuri Data Telepon Selular di Institut Virologi Wuhan
Pemandangan dari udara menunjukkan laboratorium P4 di Institut Virologi Wuhan di Hubei, China, pada 17 April 2020. (Foto: AFP)
0 Komentar

JAKARTA-Badan intelijen Amerika Serikat sedang meneliti data dari aktivitas telepon seluler yang berlangsung di Institut Virologi Wuhan pada Oktober karena kemungkinan di rentang waktu itu terjadi penutupan darurat yang diduga terkait dengan wabah virus corona atau COVID-19.

Laporan NBC News di London yang dikutip Sydney Morning Herald, 10 Mei 2020 menjelaskan tidak ada aktivitas telepon di bagian keamanan tingkat tinggi di kompleks laboratorium di Wuhan dari tanggal 7 hingga 20 Oktober 2019. Sebelumnya, aktivitas telepon seluler berlangsung konsisten.

Berdasarkan data telepon seluler itu, para ahli non-pemerintah memperkirakan bahwa mungkin terjadi peristiwa berbahaya khususnya di Laboratorium Keamanan Biologi Nasional antara tanggal 6 dan 11 Oktober lalu,

Baca Juga:Intelijen Federal Jerman BND Ungkap Komunikasi Xi Jingping dengan WHO#DiRumahAja, Ini Tips Merawat Mobil yang Terparkir Lama

Diduga dokumen tentang analisa data telepon seluler yang terjadi di laboratorium di Wuhan yang menjadi rujukan Presiden Donald Trump mengatakan, dia telah diperlihatkan bukti yang membuatnya sangat yakin wabah corona secara sengaja dimulai di laboratorium Wuhan.

Badan intelijen AS terus melakukan penyelidikan tentang laboratorium di Wuhan dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan ada setumpuk bukti signifikan.

Beberapa hari lalu, Marco Rubio sebagai senator partai Republik dan anggota komite intelijen di Senat AS, menulis di Twitter:

“Akan menarik jika beberapa orang menganalisa data komersial telemeti di dan dekat laboratorium Wuhan dari Okto-Des 2019. Jika hal itu menunjukkan penurunan dramatis dalam aktivitas dibandingkan 18 bulan sebelumnya, maka itu akan menjadi indikasi kuat dari insiden di laboratorium dan kapan itu terjadi.”

Hingga saat ini Cina membantah virus itu berasal dari laboratorium virologi di Wuhan. (*)

0 Komentar