Covid-19 Belum Selesai, Angin Topan ‘Amphan Cyclone’ Diprediksi Terjang India dan Bangladesh

Covid-19 Belum Selesai, Angin Topan 'Amphan Cyclone' Diprediksi Terjang India dan Bangladesh
Ilustrasi Angin Amphan. (Istimewa)
0 Komentar

JAKARTA-Berdasarkan laporan stasiun pemantauan cuaca, setempat malporkan kemungkinan.wilayah garis India dan Bangladesh akan tedampak bencana alam angin topan “Amphan Cyclone”.

Maka dari itu, Pemerintah di India dan Bangladesh mengevakuasi puluhan ribu warga yang tinggal di pesisir pantai atau dekat laut untuk menghindarinya, demikian seperti dilansir Indiatoday. 

Badai topan Amphan diprediksi akan dapat merusak banyak bangunan  di India dan Bangladesh yang saat ini juga masih berjuang dalam menghadapi wabah pandemi global Coronavirus (Covid-19). 

Baca Juga:Menag: BIN Prediksi Lonjakan Pasien Corona Jika Shalat Ied Digelar Berjamaah‘Generasi Yang Tak Diinginkan’: Adian Napitupulu Tulis Daftar Nama Aktivis Mahasiswa Diculik, Ditembak

Ratusan tenda -tenda karantina di India untuk menangani pasien Covid-19 dialihkan untuk tempat pengungsian sementara. Petugas kesehatan setempat berupaya memastikan pengungsi tetap menjaga jarak satu sama lain untuk mencegah penularan penyakit Covid-19.

Sementara itu di Bangladesh, petugas berupaya mengevakuasi warga ke dataran lebih tinggi dan meminta mereka menjaga jarak serta mengenakan masker. 

Pemerintah Bangladesh mencatat lebih dari 20.995 orang tertular wabah Covid-19  dan 314 diantaranya meninggal.

“Kantor urusan cuaca di India mengatakan Badai Amphan memilki pusaran angin yang berputar sampai lebih dari 240 kilometer per jam (kmh) atau 145 mil per jam (mph), disertai hembusan angin bergerak sekitar 265 kph atau 165 mph,” seperti melansir Indiatoday, Selasa (19/5/2020).

Angin diperkirakan berputar di Teluk Bengal pada Senin malam dan diperkirakan akan tiba di daratan pada Rabu (20/5/2020) waktu setempat (Local Time). 

Menurut beberapa pejabat berwenang setempat mengatakan, angin dengan kecepatan demikian menjadikan Amphan sebagai badai terbesar di India dalam 10 tahun terakhir.

Bencana alam itu terjadi saat India telah melonggarkan aturan karantina yang diberlakukan pada April guna mengendalikan penyebaran Covid19.

Baca Juga:Ramai Fenomena Matahari ‘Lockdown’, Ini Penjelasan LAPANPeneliti LAPAN Ungkap Puncak Aktivitas Matahari Diperkirakan 2024 Picu Gangguan Komunikasi

Padahal wabah Covid-19 yang sangat menular itu telah menjangkiti lebih dari 100.000 jiwa di India dan menewaskan 3.163 orang.

Negara bagian Odisha dan West Bengal di India telah mengevakuasi warga ke lebih dari 1.000 tenda pengungsi yang berada di kantor-kantor pemerintah dan pusat pendidikan.

Otoritas setempat juga masih berupaya mengalihkan tempat isolasi pasien Covid-19 menjadi tenda darurat.

“Kami hanya punya waktu 6 jam untuk mengevakuasi warga dari rumah dan kami juga harus mematuhi aturan jaga jarak., badai ini dapat menghancurkan ribuan rumah dan perkebunan,” kata S.G Rai, seorang pejabat kantor penanganan bencana federal seperti dilansir Indiatoday. 

0 Komentar