Covid-19 Merusak Sektor Pariwisata Bali, Begini Kisah Warganya

Covid-19 Merusak Sektor Pariwisata Bali, Begini Kisah Warganya
Petani perempuan Bali tertawa saat panen padi di Buleleng, Bali, Indonesia. (Foto: Shutterstock/Dewi Putra)
0 Komentar

Sekeras yang dia coba, pekerjaannya sedikit dan jarang ada. Selama lima bulan tinggal di Tembuku, Suarjana mengaku hanya bekerja total 25 hari.

“Dalam satu bulan, saya hanya bisa menghasilkan 500.000 rupiah, terkadang 700.000,” katanya.

“Akan ada minggu-minggu ketika saya tidak punya pekerjaan sama sekali. Yang bisa saya lakukan hanyalah duduk di rumah atau merawat kebun dan pertanian keluarga saya.”

Suarjana mengatakan dia mengirimkan semua uang yang dia peroleh untuk istri dan anak-anaknya di Denpasar.

Baca Juga:Target Migas Timor Leste LumpuhVeronica Koman dan TAPOL Inggris Terbitkan Laporan Pemberontakan Papua Barat 2019

“Untuk makanan saya sendiri, saya selalu bisa meminta dari ibu saya,” katanya.

Syukurlah, istri Suarjana tahu cara menjahit. Untuk menambah penghasilannya, istri Suarjana menawarkan jasa penjahit dari rumah mereka yang sederhana di Denpasar.

Keputusan Bali untuk melonggarkan pembatasan perjalanan bagi wisatawan domestik pada akhir Juni berdampak sangat kecil pada hidupnya.

“Ada telepon dan pesan dari klien lama saya, tapi mereka baru saja menghubungi saya untuk menanyakan kabar saya,” katanya.

Dia berharap, bagaimanapun, panggilan berikutnya akan berasal dari salah satu pelanggan tetapnya yang mencari supir untuk disewa.

Gang-gang belakang di area Kerobokan Bali penuh dengan suara palu dan gergaji tangan serta pekerja yang sedang memplester dinding yang baru didirikan. Dua properti sedang dibangun, sementara yang lain sedang dibangun di ujung jalan.

Tanah di Kerobokan masih tergolong murah meski lokasinya dekat dengan pusat bisnis Denpasar dan magnet wisata Kuta dan Seminyak. Ini menjadikannya tempat yang ideal bagi para pekerja untuk mencari penginapan.

Baca Juga:DPR Sepakat RUU Cipta Kerja Dibawa ke Paripurna, Begini 16 Poin Pernyataan Menko AirlanggaKabar Baik, Tarif Listrik Turun Bagi 7 Golongan ini

Komang Sumantara termasuk di antara para buruh yang membangun properti tiga unit yang terletak di gang yang cukup lebar untuk memuat sepeda motor.

Untuk pekerja berupah rendah yang belum menikah dan mahasiswa dan berukuran masing-masing hanya 4m kali 5m, unit-unit ini hanya dapat memuat satu tempat tidur, lemari berdiri, meja, kamar mandi kecil di belakang, dan tidak ada yang lain.

Sebagai pekerja paling tidak berpengalaman yang bekerja di lokasi konstruksi, tugas Sumantara membutuhkan sedikit keterampilan – menyaring pasir untuk menyiangi batuan kasar, menyiapkan campuran semen, dan memindahkan bahan bangunan yang berat.

0 Komentar