Curah Hujan Tinggi di Awal Februari, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Banjir dan Longsor

Curah Hujan Tinggi di Awal Februari, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Banjir dan Longsor
Dwikorita Karnawati Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (tengah) di Jakarta, Kamis (30/1/2020). Foto: Antara
0 Komentar

“Ancaman yang perlu diwaspadai adalah puting beliung. Diprediksi akan lebih sering terjadi, sehingga antisipasi perlu disiapkan sejak dini,” ucapnya.

Selain curah hujan tinggi, perlu juga diwaspadai potensi gelombang tinggi 2,5-4 meter di Laut Natuna utara, perairan utara Kepulauan Anambas Kepulauan Natuna, Samudera Hindia selatan Jawa, perairan Kepulauan Sangihe Talaud, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera dan Samudera Pasifik utara Halmahera.

Meski di sebagian besar wilayah masih masuk musim hujan, ada sejumlah wilayah yang sudah masuk musim kemarau fase pertama yang biasanya berlangsung di bulan Februari-Maret. Kemudian dilanjut musim hujan dan kembali lagi masuk musim kemarau di pertengahan tahun bersama dengan sebagian besar wilayah lain di Indonesia.

Baca Juga:BMKG Memprediksi dalam 3 Hari ke Depan (31 Januari – 2 Februari 2020), Ini Wilayah Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin KencangDugaan Penganiayaan, Polisi Tangkap Nikita Mirzani

Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada ini menyebut, di bulan Februari, beberapa wilayah diperkirakan akan mengalami curah hujan rendah seperti di Aceh Timur, Sumatera Utara bagian timur, dan Riau.

Menurutnya, wilayah-wilayah tersebut perlu mewaspadai potensi kekeringan dan kebakaran hutan lahan (karhutla). Dari pantauan BMKG, hingga 30 Januari 2020, titik panas (hotspot) terbanyak terpantau di Riau sebanyak 117 titik. Namun potensi karhutla di wilayah pesisir timur Sumatera tersebut tidak terkait dan tidak terpengaruh oleh kebakaran hutan di Australia.

Sementara itu terkait kondisi iklim di tahun 2020, BMKG memperkirakan polanya normal. Meski begitu, BMKG terus memonitoring variabilitas cuaca harian dan dasarian (10 harian) yang bisa saja terjadi perubahan cepat. Meski dalam prakiraan iklim normal, BMKG meminta kementerian/lembaga dan masyarakat tetap waspada potensi serta risiko bencana terkait iklim dan cuaca (hidrometeorologi) di masa mendatang.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengungkapkan, dilihat dari fenomena di Pasifik dan Samudera Hindia maka di tahun 2020, potensi El Nino (kondisi cuaca minim hujan atau kemarau panjang) kecil potensinya.

Tidak seperti yang terjadi di September 2019, El Nino tidak signifikan tapi ada dipole mode (fenomena di Samudera Hindia) yang terus positif sampai akhir tahun 2019. Hal ini ditandai peningkatan curah hujan.

Sedangkan, untuk sebaran asap kebakaran hutan di Australia menurutnya tidak akan sampai ke Indonesia. Sebab asap bergerak ke arah timur dari Australia.

0 Komentar