Inilah Penjelasan Ilmiah Sumur Zam Zam tak Pernah Kering

Inilah Penjelasan Ilmiah Sumur Zam Zam tak Pernah Kering
Peta: dongeng geologi
0 Komentar

JAKARTA-Air atau sumur zamzam itu menyimpan rahasia yang luar biasa. Di antaranya, dipercaya bisa menyembuhkan penyakit sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA Rasulullah SAW bersabda, ”Sebaik-baik air di muka bumi ialah air zamzam. Air zamzam merupakan makanan yang mengenyangkan dan penawar bagi penyakit.” (HR dari Ibnu Abbas).

Tidak seperti air mineral pada umumnya, air zamzam mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 miligram (mg) per liter. Biasanya, air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandung dalam air zamzam meliputi positive ions, seperti sodium (250 mg per liter), kalsium (200 mg per liter), potassium (20 mg per liter), dan magnesium (50 mg per liter), serta negative ions, seperti sulfur (372 mg per liter), bicarbonates (366 mg per liter), nitrat (273 mg per liter), fosfat (0.25 mg per liter), dan ammonia (6 mg per liter).

Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus.

Baca Juga:Jokowi: Banyak Daerah Keluhkan Pendapatannya Turun Drastis Akibat CoronaPerempuan Rentan Terkena Dampak Krisis di Masa Pandemi

Satu hal yang paling menarik, ternyata selama ribuan tahun (lebih dari 14 abad) sumur zamzam tak pernah kering dan airnya tak habis kendati dipergunakan lebih dari jutaan umat manusia setiap tahunnya. Di samping kehendak Allah SWT, secara ilmiah ternyata juga dapat diungkapkan fakta-faktanya.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Mungkin, secara logika, hal itu tidak masuk akal. Sebab, sumur zamzam ini hanya memiliki luas permukaan selebar 3-4 meter dan panjang (kedalaman) sekitar 30 meter, sangat kecil untuk menghasilkan air yang demikian besar untuk memenuhi jutaan umat manusia, termasuk 2,2 juta orang jamaah haji setiap tahunnya yang masing-masing membawa 5-20 liter.

Anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Rovicky Dwi Putrohari, dalam tulisannya tentang ”Rahasia Air Zamzam” menyebutkan, dalam sebuah uji pemompaan (pump test), sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11-18.5 liter per detik atau mencapai 660 liter per menit atau sekitar 40 ribu liter per jam. Ini dilakukan sebelum tahun 1950-an.

Kemudian, pada  1953, dibangunlah pompa air. Pompa ini menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air dan di antaranya juga ke keran-keran yang ada di sekitar sumur zamzam. Pada saat dilakukan pengujian, pada pemompaan 8.000 liter per detik selama 24 jam, air yang ada dalam sumur zamzam mengalami penyusutan sedalam 3,23 meter.

0 Komentar