Kasus Virus Corona Brasil Tembus 100.000, Jair Bolsonaro Terisolir

Kasus Virus Corona Brasil Tembus 100.000, Jair Bolsonaro Terisolir
Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengikuti aksi unjuk rasa untuk menolak aturan social distancing di tengah pandemi virus Corona, di Brasilia, Brasil, 19 April 2020. Aksi tersebut diikuti ratusan orang yang memprotes aturan social distancing. REUTERS/Ueslei Marcelino
0 Komentar

JAKARTA-Presiden Brasil Jair Bolsonaro lewat pidatonya di istana mengecam kepala negara bagian yang menerapkan lockdown demi mencegah penyebaran COVID-19. Bolsonaro menilai tindakan memperpanjang lockdown menimbulkan dampak ekonomi besar.

“Penghancuran lapangan kerja oleh sejumlah gubernur tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diterima. Kami akan membayar harga tinggi di masa depan,” kata kepala negara dalam pidatonya kemarin, dilansir dari laman SCMP, Senin (4/5).

Bolsonaro telah berulang kali bentrok dengan gubernur negara bagian – bersikeras bahwa tindakan pengekangan yang ketat yang mereka lakukan adalah reaksi berlebihan dan merusak perekonomian.

Baca Juga:15 Ramadhan, LAPAN Pastikan Asteroid yang Mendekat Tidak akan Menabrak BumiSurabaya Kritis, Rumah Sakit Rujukan Pasien COVID-19 ‘Overload’

Publik pendukung Bolsonaro sendiri menggelar aksi besar di Brasil, di mana mereka mengibarkan spanduk dan melontarkan kecaman terhadap Kepala Deputi Rodrigo Maria dan dan Mantan Menteri Kehakiman Sergio Moro yang mengundurkan diri pekan lalu, keduanya adalah pengkritik Bolsonaro.

“Rakyat bersama kami dan tentara berada di pihak hukum, ketertiban, kebebasan, dan demokrasi,” kata Bolsonaro kepada kerumunan massa.

Demonstrasi itu menarik massa lebih besar dibanding protes serupa dalam beberapa pekan terakhir.

Harian Estado de Sao Paulo, salah satu surat kabar terbesar di negara itu, melaporkan di situs webnya bahwa salah satu fotografer dan sopirnya diserang oleh para demonstran, yang mendorong dan menendang mereka.

Berbeda dengan demonstrasi baru-baru ini di mana ia tampil, Bolsonaro yang tidak mengenakan topeng menjaga jarak sekitar dua meter (enam kaki) dari pendukung terdekatnya setelah pidatonya di luar istana presiden.

Brasil sejauh ini mencatatkan 101.147 kasus dengan 275 kematian akibat COVID-19. Namun, para ahli percaya jumlah keseluruhan kasus bisa 12 hingga 15 kali lebih tinggi, karena sejumlah besar kasus yang tidak terdeteksi mengingat kurangnya alat tes.

Para ahli bersiap untuk wabah terbesar di Amerika Selatan menjadi jauh lebih buruk, karena puncak pandemi diperkirakan beberapa minggu lagi. (*)

0 Komentar