Klarifikasi Dandhy Dwi Laksono atas Debunking Fritz Haryadi, Cek Faktanya

Klarifikasi Dandhy Dwi Laksono atas Debunking Fritz Haryadi, Cek Faktanya
Instagram / dandhy_laksono
0 Komentar

2) “Dihadapi aparat. Kota rusuh.” Pilihan diksi ini mengirimkan pesan yang salah. Aparat memang standby di sekitar 200 siswa SMA PGRI Wamena yang berdemo, tapi nyatanya dengan personil terbatas tidak mampu menghentikan kerusuhan. Sekarang kita sudah ketahui hasil kerusuhan itu total 33 mayat, kebanyakan dalam kondisi terbakar, 465 ruko, 165 rumah, 224 mobil, 150 motor, kantor DPRD, kantor Bupati, Bappeda, kantor PLN, SMA PGRI, SMA Yapis, STIKIP Yapis dibakar habis, dan 15 bangunan perkantoran lain rusak berat. 5.000 warga terpaksa mengungsi, atau istilah baku aktivis : displaced. Puluhan dokter minta dipulangkan karena trauma akibat Alm. dr. Soeto Marsetyo dibakar hidup-hidup.

Perusuh melakukan ini semua tanpa halangan berarti. Lalu apanya yang “dihadapi aparat” ? Kalau aksi seperti itu tidak dihadapi, apa mau dido’akan saja semoga capek sendiri ?

Di internet sempat berceceran kesaksian dari pihak-pihak yang mengaku sebagai saksi mata, bahwa pendemo rusuh akibat provokasi aparat yang konon berkali-kali melepaskan tembakan ke udara. Tapi inipun tidak bisa dijadikan pembenaran. Anak SMA mengaku emosi karena aparat lepas tembakan ke udara, itu namanya anak kurang ajar..

Baca Juga:Sah! 575 Anggota DPR Periode 2019-2024 Resmi DilantikPasal Karet

3) “Banyak yang luka tembak”. Kalau pembuat twit ini jujur, atau minimal tidak sekedar menjadi penerus gagu dari aliansi produsen hoax di Papua, maka semestinya ia ketik “Banyak warga sipil yang mati dibakar hidup-hidup oleh perusuh.”Kami juga banyak saksi mata dari jaringan NU di lokasi kejadian, tapi pada hari H kami menahan diri. Menunggu informasi yang utuh dan bebas dari provokasi.200 Anak SMA membakar habis 735 bangunan dalam tempo kurang dari 10 jam? Itu anak minum jamu apa? Jelas ada keterlibatan pihak lain. Dengan adanya kejadian di Jayapura di hari yang sama, maka layak jika ULMWP dan KNPB disoroti.

Demikian debunk saya sampaikan, semoga menjadi pengingat bagi aktivis untuk tidak gegabah dalam menyebar informasi yang belum jelas. Tiap huruf kebohongan bisa merenggut nyawa orang tidak bersalah, bahkan nyawa seorang dokter, yang jelas lebih susah dicari gantinya daripada rata-rata profesi. Kalau memang sengaja provokasi, hendaknya agak lebih pintar sedikit. Sekian dan sama-sama.

0 Komentar