Memoar Para Tokoh Bangsa, Kepada Sultan Hamid II

Memoar Para Tokoh Bangsa, Kepada Sultan Hamid II
Grafis: Anshari Dimyati Facebook
0 Komentar

SULTAN HAMID II ORANG BAIK, BUKAN PENJAHAT NEGARA!

Banyak yang mempertanyakan bagaimana karakter seorang Sultan Hamid II, Sang Perancang Lambang Negara Garuda Pancasila. Apakah memang seorang yang jahat wataknya? buruk perangainya? atau buruk tindak tanduknya?. Saya memang tak begitu berminat merespon soal perseteruan antara Sultan Hamid II dan Sultan Hamengkubuwono IX, karena sudah seringkali saya jelaskan dalam tulisan saya. Itu soal politik, atau sentimen politik. Dulu dia berkawan lama, sejak sekolah dasar, lalu, siapa yang mengkhianati siapa?.

Lawan politik, bukan musuh politik. Toh, tak ada dendam lama antara mereka. Yang memelihara dendam, saya kira, adalah manusia-manusia hari ini yang mempunyai tendensi terhadap sejarah bangsa kita. Kalaupun ada yang bersedia secara live untuk memperdebatkan hal tersebut. Saya selalu terbuka untuk melayani perdebatan itu. Kami menunggu itu sejak lama!

Sultan Hamid II bukan penjahat, dia orang baik. Dia seorang yang berpendidikan, bertutur santun, formal, dan tak menghiraukan cemoohan orang disekitarnya. Barangkali, diasuh oleh orang berkebangsaan asing itu memang benar. Karena hal itulah, dia menguasai banyak bahasa asing di dunia. Sultan Hamid II dikenal dekat dengan barat (Belanda), tak dapat dinafikan bahwa dulu, raja-raja di Kepulauan Melayu (The Malay Archipelago) ini juga dekat dengan barat. Menggunakan baju aLa barat, seringkali menggunakan bahasanya, bahkan perangkat-perangkat hidup sehari-hari difasilitasi oleh barat.

Baca Juga:Imam Nahrawi Sebut Taufik Hidayat Pernah Menerima Uang Rp 7,8 Miliar untuk Urus Kasus di KejagungDuduk Perkara Bentrokan Berdarah Militer India-China Menggunakan Pentungan Paku dan Batu, bukan Senjata

Hal itu, bukankah kita alami hari ini? Bahkan, anak-anak muda kita, sudah kebarat-baratan. Baik pola pikirnya, maupun gaya hidupnya. Sultan Hamid II tidak, dia memang bolak balik hindia-belanda – Eropa. Sekolah di sana, hingga pulang kampung, memodernisasi kehidupan, dan kemudian ikut pula memikirkan kemerdekaan bangsa, dalam perspektif dia. Banyak tokoh memandang miring soal peran Sultan Hamid II yang terjun berbalik arah menentang belanda, untuk ikut merebut kedaulatan tersebut secara bersama.

Namun, tak sedikit yang memanfaatkan kebesarannya sebagai seorang Sultan, kedekatannya bersama petinggi-petinggi Eropa, maupun PBB, untuk meloloskan kedaulatan kita. Sultan Hamid II orang baik, kalau memang tidak, mengapa tak direalisasikan saja niat membunuh Ali Budiarjo, Hamengkubuwono IX, TB Simatupang? Saya kira Sultan Hamid II kala itu masih punya banyak kantong-kantong kekuatan militer. Yang terjadi, bahkan niat saja itu, dia batalkan.

0 Komentar