Ngebluk Ngapem Sugengan dan Labuhan dalam Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono Tahun 2020

Ngebluk Ngapem Sugengan dan Labuhan dalam Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono Tahun 2020
Ngebluk Ngapem Sugengan dan Labuhan dalam Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono/IG Kraton Yogya
0 Komentar

Awal proses yang dilakukan adalah; para Putri dibantu oleh Abdi Dalem mencampurkan bahan yang diperlukan guna dijadikan adonan bakal apem, kemudian adonan tersebut diaduk hingga tercampur. Ketika adonan tersebut telah bercampur dan telah berujud menjadi jladren, selanjutnya ia dipindahkan ke dalam enceh (gentong berukuran besar), kemudian didiamkan selama satu malam agar adonan mengembang.

Seturut dengan proses pengerjaan adonan di atas, saat bersamaan beberapa Abdi Dalem Keparak memiliki tugas lain untuk mengeluarkan layon sekar, yaitu bunga sesaji yang sudah layu atau mengering, dari Gedhong Prabayeksa yang merupakan gedung penyimpanan Pusaka. Layon sekar yang terkumpul selama satu tahun akan menjadi salah satu ubarampe (syarat-kelengkapan) yang akan dilabuh.

  • Ngapem

Ngapem merupakan prosesi adat yang dilakukan pada hari kedua (28 Rejeb). Ialah kegiatan memasak apem yang bahan dasar adonannya telah dipersiapkan sehari sebelumnya, yaitu pada prosesi yang dinamakan Ngebluk.

Baca Juga:Bela Kalista Iskandar, Najwa Shihab Singgung saat Bamsoet Dilantik jadi Ketua DPRSaat Finalis Puteri Indonesia asal Sumatera Barat ini Tidak Hafal Pancasila

Prosesi adat bernama Ngapem ini langsung dikomando oleh permaisuri dan para putrinya, serta diikuti oleh sanak-keluarga serta kerabat putri. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu bahwa pada acara adat memasak apem ini hanya boleh dilakukan oleh perempuan yang telah menikah. Sementara bagi mereka yang belum menikah hanya sebatas diizinkan membantu menata kue apem, itupun tak boleh menyentuhnya secara langsung.

Dalam proses memasak apem ini dilakukan secara tradisional, satu persatu menggunakan tungku. Karenanya, proses pelaksanaannya bia memakan waktu lama, bahkan bisa lebih dari satu hari penuh. Apalagi jumlah kue apem yang dimasak memang mencapai ratusan. Jumlah ratusan itu dibuat karena hendak disesuaikan dengan tinggi badan Sang Raja, pasalnya pada akhirnya apem inilah bagian yang juga harus disusun sesuai dengan tinggi Sri Sultan sebagai sosok yang merayakan kenaikan tahtaya.

Selain itu, ikhwal ukuran apem yang dimasak juga jauh lebih besar jika dibandingkan dengan apem yang biasa dijual di pasar sebagai kudapan. Bahkan ada apem yang dibuat dengan diameter 25cm dengan jumlah sebanyak 600 pasang, juga ada apem mustaka yang berdiameter lebih dari 35cm sebagai apem hasil-buatan para perempuan yang telah menapouse.

0 Komentar