Pandemi Corona Picu Kerawanan Pangan Akut, Ini Negara yang Risiko Tinggi Krisis Pangan

Pandemi Corona Picu Kerawanan Pangan Akut, Ini Negara yang Risiko Tinggi Krisis Pangan
0 Komentar

JAKARTA- Ratusan juta orang di berbagai belahan dunia sudah mengalami kesulitan pangan, sebelum adanya wabah COVID-19.   

Menurut catatan Food Security Information Network (FSIN), kesulitan pangan paling banyak terjadi di daerah konflik. Faktor lainnya disebabkan cuaca ekstrem, atau terimbas guncangan ekonomi.

Dengan adanya pandemi Covid-19 sekarang ini, masalah pangan diperkirakan bakal kian meluas.

Baca Juga:Ancaman Krisis Pangan, Jokowi Minta BUMN Buka Lahan Baru untuk PersawahanPositif Covid-19, Wali Kota Tanjungpinang H Syahrul Akhirnya Meninggal Dunia

“Pandemi bisa meningkatkan kerawanan pangan akut di negara-negara yang bergantung pada impor pangan, ekspor minyak, pariwisata, dan kiriman uang dari luar negeri,” kata FSIN dalam siaran persnya April 2020.

Daftar Negara Rawan Pangan

Food and Agriculture Organization (FAO) memaparkan lebih lanjut daftar negara rawan pangan dalam laporan Early Warning Early Action: Report on Food Security and Agriculture yang dirilis April 2020.

Menurut laporan itu, negara-negara yang berstatus ‘high risk’ atau berisiko tinggi krisis pangan selama periode April-Juni 2020 adalah:

Kawasan Afrika

  • Burkina Faso
  • Mali
  • Nigeria
  • Ethiophia

Kawasan Timur Tengah

  • Yaman
  • Suriah

Ada juga negara-negara dengan risiko menengah yang berstatus ‘onwatch’ atau dalam pengawasan, yakni:

Kawasan Afrika

  • Mauritania
  • Senegal
  • Liberia
  • Sierra-Leone
  • Kongo

Kawasan Asia Tenggara

  • Kamboja
  • Laos
  • Thailand
  • Vietnam

Bagaimana dengan Indonesia?

Menurut laporan FAO, untuk periode April-Juni 2020 Indonesia tidak berisiko mengalami kerawanan pangan.

Namun, FAO menyebut negara-negara kawasan Asia Tenggara perlu mewaspadai gangguan pertanian akibat faktor cuaca.

“Menurut perkiraan badan meteorologi ASEAN, curah hujan di bawah rata-rata dan suhu tinggi akan terus terjadi sampai bulan Juni 2020. Dengan perkiraan yang mengarah pada kekeringan berkelanjutan, petani padi dan budidaya menjadi kelompok paling berisiko,” kata FAO.

Baca Juga:Bisa Ditiru Daerah Lain, Pasar Pagi di Salatiga Terapkan Physical Distancing bak di MyanmarMengerikan, 3 Bulan Sudah 1.000 Perempuan Dibunuh di Negara Ini

FAO merekomendasikan negara-negara Asia Tenggara menyiapkan langkah antisipasi, seperti merehabilitasi sumber air dan menyiapkan mata pencaharian alternatif bagi petani di musim kering. (*)

0 Komentar