Pasien Tak Jujur, Petugas Medis Jadi Korban dan Picu Meluasnya Wabah Covid-19

Pasien Tak Jujur, Petugas Medis Jadi Korban dan Picu Meluasnya Wabah Covid-19
Para petugas medis di sebuah puskesmas di Aceh mengenakan jas hujan untuk melayani pasien di tengah wabah virus corona (COVID-19), 8 April 2020. (Foto: Antara via Reuters)
0 Komentar

Jamal mengatakan pihak kampus sudah mengimbau para dosen, mahasiswa, atau karyawan kampus yang mengalami gejala-gejala Covid-19 diminta untuk segera menghubungi pimpinan kampus dan dekanat. Pihak dekanat akan berkoordinasi dengan rektorat.

Gejala-gejala Covid-19 antara lain batuk, demam di atas 38 derajat celcius, mual, dan tubuh terasa lemah.

“Cukup hubungi WA saja, tidak perlu terlalu prosedural. Pejabat rektorat akan memberi rekomendasi ke rumah sakit kampus agar yang bersangkutan segera ke RS UNS untuk ditangani secara medis,” papar Jamal.

Baca Juga:Penulis Novel Tere Liye Sindir Pemerintah yang Tidak Bereaksi Turunkan Harga BBMIDI: Jumlah Korban Meninggal Dunia Akibat Virus Corona Mungkin Capai 1.000

Rumah sakit kampus UNS, kata Jamal, juga menjadi RS rujukan penanganan Covid-19 di Jawa Tengah.

Prof. Dr. Reviono, Spesialis Paru dan anggot tim medis Rumah Sakit UNS Solo, mengatakan mahasiswi yang positif tertular virus corona adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran.

Menurut Reviono, mahasiswi itu nekat pulang kampung ke Jakarta untuk melayat kerabat yang meninggal, meski ada larangan untuk tidak meninggalkan Kota Solo. Dia kembali ke kosnya di dekat kampus ketika Solo masih berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) corona. Daerah di mana mahasiswi itu tinggal berada di zona merah virus corona.

Sekembalinya dari Jakarta, mahasiswi itu mengalami demam, batuk dan mual.

Reviono mengatakan karena latar pendidikannya, mahasiswi tersebut punya kesadaran untuk segera menghubungi tim medis kampus ketika mengalami gejala. Tim medis kemudian melakukan tes usap (swab) dan mengisolasi mahasiswi itu.

“Jadi kami tidak memberi kesempatan virus itu menular ke luar. Yang bersangkutan tidak dalam proses pembelajaran, infeksi tidak dalam proses pembelajaran atau masa kuliah,” paparnya.

Hingga 18 April 2020, ada 329 orang yang terjangkit virus corona di Jawa Tengah, termasuk 41 orang meninggal dunia. [ys/em/ft]

0 Komentar