Pembunuhan Jurnalis Malta: Terduga Pelaku Pembunuh Dibayar Rp 2,3 M

Pembunuhan Jurnalis Malta: Terduga Pelaku Pembunuh Dibayar Rp 2,3 M
0 Komentar

MALTA-Pelaku pembunuhan jurnalis Daphne mengatakan kepada polisi bahwa mereka dibayar 150.000 euro untuk melangsungkan aksinya, dengan 30.000 euro diberikan di muka. Mereka menggunakan bom yang dibeli dari gangster Malta dan dipasok oleh mafia Italia.

Di pertengahan tahun 2017, Alfred Degiorgio menemui seseorang di kafe Busy Bee di tepi pelabuhan dekat ibu kota Malta. Tak lama, Degiorgio keluar dari kafe dan menemui rekannya Vince Muscat yang telah menunggu di mobil mereka. Dia melaporkan proyek baru mereka, yaitu membunuh jurnalis top Malta, Daphne Caruana Galizia.

Pada 16 Oktober 2017, Daphne tewas karena ledakan bom mobil. Sebelum pembunuhannya yang menggemparkan Eropa itu, selama bertahun-tahun Daphne menjalankan sebuah blog populer yang terkenal karena pendapat politiknya yang keras dan tuduhan korupsi―dan itu telah membuatnya banyak dimusuhi.

Baca Juga:Beredar Foto Polisi Masjid, Ini Penjelasannya20 Ribu Ton Beras Akan Dimusnahkan, Bulog Akui Temukan Masalah

Menurut pengakuan Muscat, ia hanya dibayar 150.000 euro atau sekitar Rp2,3 miliar untuk membunuh Daphne. Pengakuan sensasional itu diutarakan Muscat kepada polisi pada April 2018, dengan harapan mendapat grasi. Rincian dari pengakuan Muscat ini diteruskan ke Reuters tahun lalu, namun tidak dipublikasikan sampai sekarang untuk menghindari gangguan penyelidikan.

Sejauh ini, Perdana Menteri Joseph Muscat (tidak ada hubungan dengan tersangka Vince Muscat) menolak permintaan grasi itu, bahkan setelah ia memberikan grasi kepada pelaku lain dalam plot pembunuhan itu, yakni sopir taksi bernama Melvin Theuma.

Theuma telah mengaku kepada polisi, dia bertindak sebagai perantara antara pembunuh bayaran dan orang yang memerintahkan pembunuhan Daphne. Dia telah dibebaskan di bawah perlindungan polisi, menurut narasumber kepolisian yang dikutip Reuters, dan dijadwalkan untuk bersaksi di pengadilan minggu depan.

Theuma ditangkap pada 14 November sebagai bagian dari penyelidikan perjudian ilegal, terpisah dari kasus pembunuhan Daphne. Setelah ia ditahan, dia menawarkan informasi tentang pembunuhan Daphne dan memberikan bukti yang mengarah pada penangkapan Yorgen Fenech, salah satu pengusaha terkemuka Malta, menurut laporan kepolisian. Saat ini, Fenech masih diperiksa oleh polisi.

Vince Muscat, Alfred Degiorgio, dan saudaranya George Degiorgio ditangkap pada 3 Desember 2017. Mereka didakwa atas tuduhan pembunuhan Daphne, yang dibantah oleh ketiganya. Setelah pemeriksaan pendahuluan, mereka didakwa pada Juli untuk nantinya diadili oleh juri. Tanggal pengadilan mereka masih belum ditentukan.

0 Komentar