Pembunuhan Jurnalis Malta: Terduga Pelaku Pembunuh Dibayar Rp 2,3 M

Pembunuhan Jurnalis Malta: Terduga Pelaku Pembunuh Dibayar Rp 2,3 M
0 Komentar

Muscat telah setuju untuk bekerja sama dan memberikan kesaksiannya pada April 2018, setelah polisi mengatakan pernyataannya hanya akan digunakan sebagai bukti jika Muscat mendapat grasi, menurut seorang narasumber yang mengetahui informasi tentang pengakuan Muscat kepada Reuters.

Muscat mengatakan kepada polisi bahwa mereka dibayar 150.000 euro untuk membunuh Daphne, dengan 30.000 euro diberikan di muka, kata narasumber itu. Mereka menggunakan bom yang dibeli dari gangster Malta dan dipasok oleh mafia Italia.

Menurut pengakuan Muscat, setelah mendapatkan kontrak untuk membunuh Daphne, komplotan pembunuh itu memutuskan untuk menembak Daphne. Mereka membeli senapan yang dipasok dari Italia, dan Alfred Degiorgio akan menembakkan senjata itu.

Baca Juga:Beredar Foto Polisi Masjid, Ini Penjelasannya20 Ribu Ton Beras Akan Dimusnahkan, Bulog Akui Temukan Masalah

Selanjutnya, mereka mulai mengamati gerakan Daphne, membuntuti mobilnya, dan mengamati rumahnya, menurut pengakuan Muscat yang dilansir Reuters. Namun, setelah operasi pengintaian mereka, komplotan itu memutuskan, akan terlalu sulit untuk menembak Daphne.

Mengembalikan senapan ke pemasok, mereka kemudian diberi bom dan ditunjukkan cara untuk meledakkannya, menurut Muscat. Polisi mengatakan mereka telah mengidentifikasi pihak yang dicurigai memasok senjata dan berharap akan melakukan penangkapan segera.

Pada malam 15 Oktober 2017, saat Muscat dan Degiorgio bersaudara menyadari bahwa mobil Daphne diparkir di luar gerbang rumahnya―setelah beberapa hari sebelumnya mobil itu selalu diparkir di dalam.

Lalu, pada dini hari 16 Oktober, polisi mengatakan di pengadilan, Degiorgio bersaudara dan Muscat mulai menanam bom. Alfred menerobos masuk ke dalam mobil dengan membuka sisi jendela penumpang. Dengan George dan Muscat mengawasi keadaan sekitar, Alfred merayap masuk ke dalam mobil dan meletakkan bom di bawah kursi pengemudi.

Menurut keterangan polisi di sidang pengadilan, George Degiorgio kemudian naik kapal pesiar dan berada di Grand Harbour of Valletta saat Daphne meninggalkan rumahnya tepat sebelum jam 3 sore pada 16 Oktober.

Dilaporkan, George Degiorgio mengirim pesan teks dari kapal pesiar ke perangkat di dalam mobil Daphne yang meledakkan bom itu dan membunuhnya.

Muscat mengaku, uang bayaran untuk pembunuhan itu diserahkan kepada Alfred Degiorgio oleh Melvin Theuma 10 hari setelah pengeboman. Transaksi dilakukan di Ramla Taz-Zejtun, di selatan Malta, menurut narasumber tersebut pada Reuters. (*)

0 Komentar