Penusukan Wiranto, Aksi Balas Dendam ISIS, JAD dan Abu Zee?

Penusukan Wiranto, Aksi Balas Dendam ISIS, JAD dan Abu Zee?
0 Komentar

PENUSUKAN terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto masih menyisakan pertanyaan soal motif penyerangan tersebut.

Seperti diketahui, Wiranto ditusuk oleh Syahril Alamsyah alias Abu Rara, di sekitar gerbang alun-alun Menes, Pandeglang, Banten pada Kamis, 10 Oktober 2019.

Saat itu, Wiranto akan kembali ke Jakarta setelah meresmikan gedung dan memberi kuliah umum di Universitas Mathla’ul Anwar. Panglima TNI periode 1998-1999 ini ditusuk di gerbang alun-alun Menes Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang kala turun dari mobil dinasnya.

Baca Juga:2 OTK Serang Wiranto, Polisi Sebut ISISPerut Diperban, Pelaku Penusukan Wiranto Diamankan

Polisi menyebut Abu Rara merupakan jaringan JAD Bekasi. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Markas Besar Kepolisian Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan Abu Rara merupakan anak buah Abu Zee, pentolan JAD Bekasi.

“Abu Rara itu terpapar dari media sosial Abu Zee dan sempat dinikahkan di Bekasi dengan FA (Fitria),” kata Dedi, Kamis, 10 Oktober 2019.

Fitria merupakan istri Abu Rara yang diduga juga menyerang polisi di lokasi Wiranto.

Polisi menduga motivasi penusukan ini karena Abu Rara ingin balas dendam atas gurunya yang ditangkap aparat.

Polisi menangkap Abu Zee pada September 2019. Selain Abu Zee, polisi juga mencokok Surya Juniawan alias Haidar Al-Ghazi, Asep Roni, Awal Septo Hadi, Sandi Purnama alias Abu Said, dan Igun Gunawan alias Gunawan. Selain itu, seorang polisi wanita bernama Brigadir Dua Nesti Ode Samili juga ditangkap karena diduga terpapar JAD Bekasi.

Polisi sebenarnya sudah menyinggung nama Abu Rara dan Fitria dalam penangkapan JAD Bekasi. Namun, polisi tidak memasukkan kedua nama itu dalam daftar pencarian orang (DPO) atau pun ditangkap. Keduanya terpapar radikalisme tapi belum pernah melakukan serangan teror. 

Kelompok Abu Zee diduga masih satu jaringan dengan JAD Bandung. Densus 88 disebut sudah cukup lama memantau pergerakan kelompok itu. Mereka disebut menyasar aparat kepolisian dan kantor polisi. Dedi Prasetyo mengatakan jaringan ini melakukan beberapa tahapan sebelum menyerang. 

0 Komentar