Potensi Tsunami di Jalur Pertemuan Lempengan Gempa dari Sumatera hingga Nusa Tenggara

Potensi Tsunami di Jalur Pertemuan Lempengan Gempa dari Sumatera hingga Nusa Tenggara
Ilustrasi - Alat pendeteksi gempa dan gelombang tsunami. ANTARA/HO BMKG/am.
0 Komentar

“Kita apresiasi, karena itu artinya juga memberikan edukasi ke masyarakat kita semua, mengingatkan bahwa di sana ada ancaman gempa bumi yang berpotensi tsunami. Apalagi didukung data-data yang valid dan juga menggunakan data-data BMKG,” katanya.

Bahkan menurutnya, gelombang lautan raksasa tersebut diperkirakan hanya butuh waktu selama 20 menit untuk sampai pinggir pantai.

“Dari hasil modelling kami, di selatan Jawa kurang-lebih hanya sekitar 20 menit tsunami sudah melanda daratan,” ujarnya.

Baca Juga:Rampungkan Umrah, Jemaah Diberi Waktu 3 JamPerang Baru Rusia di Balkan Barat

Ancaman tsunami tersebut bisa saja terjadi. Tetapi dia mengatakan bahwa prediksi tersebut merupakan prediksi dengan skala skenario terburuk.

“Artinya bahwa itu bisa terjadi. Cuma memang itu adalah skala worst case. Jadi skenario terburuk. Belum tentu itu terjadi dengan magnitudo itu,” katanya.

Namun, harus diingat dalam setiap upaya mitigasi bencana, prediksi magnitudo besar merupakan skenario terbaik. Sehingga masyarakat dan pemerintah daerah setempat dapat mengambil langkah-langkah yang lebih tepat dan matang untuk mengatasi ancaman terburuk itu.

“Artinya skenario terburuk adalah menjadi sebuah skenario terbaik dalam upaya mitigasi. Misalnya dalam hal ini skenario terburuknya (magnitudo) 9,1 dengan ketinggian katakan 20 meter. Jadi kita menyiapkan semua infrastrukturnya ya untuk ketinggian 20 meter. Jangan sampai yang disiapkan itu 10 meter, padahal skenario terburuknya 20 meter. Ya itu percuma,” katanya.

Sementara Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan, meski kajian ilmiah yang dilakukan peneliti ITB mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan skenario terburuk, namun hingga saat ini, belum ada teknologi yang mampu memprediksi dengan tepat kapan dan di mana akan terjadi gempa.

“Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami,” ujarnya.

Ditegaskannya, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah konkret agar meminimalkan risiko kerugian sosial, ekonomi dan korban jiwa.

Baca Juga:Indonesia Penting Bagi AustraliaAsisten II Sekda Lampung Selatan Tersangka

“Informasi tersebut jangan dipertajam untuk menciptakan kecemasan dan kekhawatiran masyarakat. Tapi harus segera direspons dengan upaya mitigasi yang nyata,” ungkapnya.

Untuk itu, Daryono meminta masyarakat jangan resah. Masyarakat harus fokus mitigasi.

0 Komentar