RS Dr Sardjito Tangani 2 Pasien Berstatus dalam Pengawasan Corona, Salah Satunya Balita

RS Dr Sardjito Tangani 2 Pasien Berstatus dalam Pengawasan Corona, Salah Satunya Balita
Personel Satgas Mobile COVID-19 memeriksa kondisi pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di ruang isolasi Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu 11 Maret 2020. RSUD Suradadi menjemput salah satu anak buah kapal (ABK) warga Desa Demangharjo, Kabupaten Tegal berinisial II (42) diduga terjangkit COVID-19, karena menderita penyakit demam, batuk dan pilek selama tujuh hari usai pulang melaut dari Taiwan. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
0 Komentar

YOGYAKARTA-Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta kembali menerima satu pasien yang berstatus dalam pengawasan (PDP) terkait dengan penyebaran virus corona atau Covid-19.

Kepala Bagian Humas dan Hukum RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Banu Hermawan, mengatakan pasien berjenis kelamin perempuan dengan usia 50 tahun itu dirawat di ruang isolasi sejak 11 Maret 2020. “Rujukan dari RS Wates,” kata dia, Kamis, 12 Maret 2020.

Dia mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pasien itu mengalami pneumonia atau infeksi paru-paru. Pasien itu, kata dia, juga diketahui memiliki riwayat perjalanan umrah dan sempat transit di Malaysia. “Salah satu parameter masuk ke pengawasan atau rawat inap itu ada pneumonia,” kata dia.

Baca Juga:Ini Daftar Terbaru 132 Rumah Sakit Rujukan Infeksi Virus CoronaCegah Corona, Rodrigo Duterte Umumkan Manila Lockdown

Ia mengatakan saat masuk RSUP Dr. Sardjito, kondisi pasien sudah mulai membaik, meski masih mengalami batuk dan pilek.

Dengan masuknya satu pasien baru, hingga saat ini total dua pasien berstatus dalam pengawasan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Pasien lainnya, yakni balita yang sudah masuk di ruang isolasi sejak 9 Maret 2020.

Pasien berusia tiga tahun itu, dirawat di ruang isolasi setelah diketahui memiliki gejala batuk, pilek, sesak napas, serta memiliki riwayat berkunjung ke Kota Depok, Jawa Barat. Tim medis telah mengirim sampel swab atau usap dahak dan darah balita itu ke Litbangkes. “Swab balita belum keluar,” kata Banu. (Antara)

0 Komentar