Rumah Kusna Ambruk setelah Disapu Hujan Lebat

Rumah Kusna Ambruk setelah Disapu Hujan Lebat
PASRAH: Kusna (62), warga Blok Pahing Desa/Kecamatan Greged bersama sisa-sisa bangunan rumahnya yang ambruk akibat hujan lebat dan pergerakan tanah, kemarin (11/2). FOTO: DENY HAMDANI/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON – Sebuah rumah milik Kusna (62), warga Blok Pahing Desa/Kecamatan
Greged ambruk, Senin petang (10/2). Ambruknya atap rumah tersebut, karena
pergerakan tanah serta hujan deras yang melanda Kecamatan Greged. Imbasnya,
istri Kusna yakni Fatonah (58) yang tengah berada di dalam rumah, mengalami
luka pada bagian kepala akibat tertimpa atap rumah.

Kepada
Radar, Kusna menceritakan awal
kejadian ambruknya atap rumah miliknya. Saat itu, pukul 17.00 sore mau maghrib.
Tidak disangka-sangka, tiba-tiba saja langsung ambruk. Sang istri, Fatonah dan
anaknya Rosidah beserta satu cucunya berada di dalam rumah.

“Waktu
kejadian itu, anak dan istri saya mau mengambil nasi di dalam rumah. Namun yang
di dalam rumah hanya istri saja. Sedangkan anak dan cucu saya menunggu di pintu.
Begitu masih istri saya di dalam, langsung saja atap rumahnya ambruk,” tuturnya
saat dikunjungi Radar, kemarin.

Baca Juga:Dikabarkan Siswa Meninggal Terlibat Tawuran di Plered, Polisi Tegaskan Korban Kecelakaan dan Masih HidupPedagang Pasar Sumber Protes Pungli Rp700 Ribu

Kusna
mengatakan, akibat tertimpa atap bangunan yang ambruk, maka sang istri harus
menjalani perawatan di RS Mandala Kuningan. “Kena atap rumah. Kepala istri saya
luka-luka. Dan waktu itu juga langsung dibawa ke Rumah Sakit Mandala di
Kuningan. Namun kondisi masih sadar, dan sekarang sudah agak mendingan,” ungkapnya.

Karena
rawan ambruk kembali, maka rumahnya dikosongkan. Keluarganya lebih memilih
tinggal bersama kerabat yang rumahnya tepat di depan rumahnya. “Sementara
kosongin dulu. Kalau ada perlu, baru masuk rumah terus keluar lagi,” tuturnya.

Dia
membeberkan, ambruknya atap rumah tersebut, bukan karena bangunan sudah rapuh.
Pasalnya, bangunan rumah usianya sekitar 10 tahun lalu. Kusna menduga kuat, penyebab
atap rumahnya ambruk lantaran pergerakan tanah dan hujan lebat.

“Tanahnya
gerak. Lihat saja bangunan rumah juga sudah mulai retak-retak. Ditambah lagi
kemarin itu hujan besar sekali, ada anginnya dan langsung ambruk atap rumah
saya,” ulasnya.

Dirinya
yang bekerja sebagai pekerja bangunan serabutan, tidak mengetahui kapan akan
dibangun kembali atap rumahnya yang ambruk. “Saya saja kerja jadi kuli bangunan
dan serabutan. Nggak mampu untuk
bangun kembali rumah. Makanya, saya nggak
tahu bisa dibangun lagi nggak rumah saya ini,” pungkasnya. (den)

0 Komentar