Saat Petani Marah, Kekuasaan Bisa Terguling

Saat Petani Marah, Kekuasaan Bisa Terguling
Lukisan pemberontakan Chen Sheng dan Wu Guang. Foto: history.cultural-china.com.
0 Komentar

“Orang-orang bersumpah kepada para dewa bahwa mereka akan berperang bersama untuk menggulingkan Dinasti Qin. Mereka juga bersumpah setia kepada Chen Sheng dan Wu Guang,” tulis Lin Handa dan Cao Yuzhang.

Setelah menguasai desa Dazexiang dan Chenxian (Huaiyang) di Provinsi Henan, Chen dan Wu mengumumkan berdirinya sebuah rezim baru bernama Zhangchu di mana Chen menjadi raja dan Wu panglima militernya. Keduanya mengatasnamakan Pangeran Fusu –pewaris sah Dinasti Qin yang bunuh diri akibat tipudaya– dan Jenderal Xiang Yan yang dicintai rakyat.

Selanjutnya, mereka menguasai desa Qi, Zhi, Cus, Ku, Zhe, dan Qiao. Ketika merebut desa Chen, kekuatan mereka menjadi berlipat; mencakup puluhan ribu infantri, seribu kavaleri, dan 600-700 kereta kuda. Di sinilah para kepala desa mendaulat Chen menjadi raja dengan gelar “Pembesar Chu.”

Baca Juga:Cita-Cita Jokowi Angkat Derajat Petani Jauh Panggang dari ApiHari Ini, DPR Gelar Paripurna Putuskan Nasib 6 RUU, Apa Saja?

Chen dan Wu terus menyerukan kepada petani di berbagai tempat untuk memberontak terhadap Dinasti Qin. Mereka juga mengirim balabantuan pasukan dan peralatan. Dalam sekejap, semua wilayah yang menderita di bawah Dinasti Qin memberontak. Namun, pengkhianatan menewaskan Chen dan Wu.

Perlawanan petani tetap berlanjut. “Setelah kematian Chen dan Wu,” tulis Xiaobing Li, “Liu Bang, salah seorang pemimpin petani, akhirnya menggulingkan Qin dan mendirikan Dinasti Han.” (*)

0 Komentar